EKBIS.CO, PARIS -- Sepotong daging sapi yang berasal dari sebuah peternakan di Timur Laut Prancis dibanderol dengan harga mencapai 3.000 euro, atau sekitar Rp 47 juta. Harga selangit ini pun hanya untuk sepotong daging yang nantinya diolah menjadi hidangan rib steak di restoran-restoran mewah di Prancis dan Hong Kong.
Ini menjadi salah satu daging sapi paling mahal di dunia, selain jenis Black Angus dan Kobe. Daging sapi ini disebut dengan jenis Blonde Aquitaine. Daging ini diperoleh dari sapi yang diternakkan di perternakan sapi milik Alexandre Polmard, yang berada di kota kecil, Saint Mihiel, di wilayah Lorraine, Prancis.
Harga yang begitu tinggi tidak terlepas dari metode perawatan daging yang diciptakan oleh keluarga besar Polmard, yang disebut ''Hibernation''. Dalam metode ini, daging sapi yang masih utuh dimasukan ke dalam ruangan dengan kipas yang terus berputar dengan kecepatan 120 kilometer per jam, dengan suhu ruangan mencapai -43 derajat celcius. Dengan metode ini, kata Polmard, daging dapat bertahan lebih lama dan tidak kehilangan kualitasnya.
Selain itu, perawatan sapi juga menjadi titik penting dalam menghasilkan daging yang berkualitas. Di peternakannya, Polmard, menempatkan sapi-sapinya di lapangan yang luas. ''Sapi-sapi itu ada di ruang terbuka, baik itu padang rumput, hutan, dan kebun. "Selain itu, ada pula tempat berteduh buat para sapi, baik saat hujan atau pun salju,'' kata Polmard seperti dikutip CNN.
Tidak hanya itu, Polmard pun berusaha untuk menekan tingkat stres yang biasa dialami sapi-sapinya, salah satunya dengan mengajak sapinya untuk berbicara. Cara ini mungkin terdengar aneh, tapi Polmard menuturkan, hal ini dapat membantunya memastikan sapinya merasa nyaman.
Jika sapi merasa stres, maka hal itu akan berpengaruh ke dagingnya. Dagingnya menjadi penuh lemak dan kehilangan keempukan dan rasanya. ''Setiap rasa cinta dan kasih saya, yang kami berikan kepada semua sapi-sapi tersebut, akan terasa hingga ke atas piring saat Anda merasakan dagingnya. Mereka benar-benar unik,'' tuturnya.
Dalam setiap pekan, peternakan Polmard hanya memotong empat sapi, dan hanya menjual daging sapi yang berumur 28 dan 56 hari. Namun, Polmard juga menyimpan daging yang telah lama dipotong, bahkan hingga daging yang dipotong pada 2000 atau 2003 silam. Sama seperti anggur, semakin lama daging tersebut disimpan, maka rasanya pun akan semakin enak dan memiliki atribut yang berbeda.
''Saya ingin menggoncang pasar daging sapi dan menciptakannya seperti dunia anggur. Menggoda orang untuk memakan daging sapi, dengan menawarkan kepada mereka sesuatu yang luar biasa,'' ujar Polmard.