EKBIS.CO, JAKARTA -- Sebanyak 13,4 juta dokumen yang berisi catatan kekayaan tersembunyi para elit dunia telah bocor ke publik. Laporan yang dinamakan Paradise Papers (Dokumen Surga) ini didapatkan oleh surat kabar Jerman, Suddeutsche Zeitung dan dibagikan dengan International Consortium of Investigative Journalist (ICIJ) yang memiliki jaringan lebih dari 380 wartawan di 67 negara.
Beberapa tokoh publik Indonesia juga disebut dalam laporan Paradise Papers, diantaranya Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Prabowo Subianto dan Tommy Suharto. Ini bukan pertama kalinya tokoh publik dan pengusaha Tanah Air terlibat skema penyimpanan harta di luar negeri.
Sebelumnya, sejumlah nama tokoh penting Indonesia juga tercantum dalam laporan serupa yang dinamakan Panama Papers.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, keterlibatan tokoh publik dan pelaku bisnis tersebut tentu memiliki motif tersendiri yang dapat ditinjau dari dua sisi. Pertama yakni tentu ingin menghindari pajak. Kemudian, kedua yakni ingin memudahkan akses bisnis ke luar maupun dalam negeri.
"Ada juga positifnya orang itu memakai akses modal dari luar negeri ke dalam negeri, yang negatifnya kalau uang disembunyikan disitu untuk tidak membayar pajak," ujar Jusuf Kalla ketika ditemui dikantornya, Selasa (7/11).
Menurut Jusuf Kalla, wajar jika pengusaha menempatkan dana diluar negeri untuk memperluas akses bisnisnya. Namun, dia mengingatkan agar para pengusaha tidak lupa membayar pajak yang digunakan untuk membangun bangsa.
"Ya, namanya pengusaha kan banyak akalnya. Asalkan tetap bayar pajak," kata Jusuf Kalla.
Dalam laporan Bloomberg, Direktorat Jenderal Pajak akan menyelidiki nama Prabowo yang tercantum dalam dokumen tersebut sebagai direktur perusahaan hukum yang berkedudukan di Bermuda, negara koloni Inggris. Sedangkan, laporan ICIJ juga menyebut Tommy Suharto sebagai direktur dan ketua dewan direksi di Asia Market Investment Ltd, sebuah perusahaan yang terdaftar di Bermuda pada 1997 dan ditutup pada 2000. Bloomberg menyebut Tommy Suharto tidak dapat segera berkomentar mengenai kasus ini.
Dalam laporan itu, Mamiek Suharto merupakan wakil presiden Golden Spike Pasiriaman Ltd dan pemilik saham serta petinggi Golde Spike South Sumatra Ltd, yang terdaftar di Bermuda pada 1990-an dan saat ini sudah ditutup.