EKBIS.CO, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan kredit perbankan baru mendekati angka empat persen selama periode Januari-Oktober 2017. Ketua Dewan Komisioner Wimboh Santoso mengakui adanya perlambatan pertumbuhan kredit selama 10 bulan pertama tahun ini. Ia mengungkap, perlambatan disumbang oleh sektor komersial.
Wimboh menjelaskan, kredit komersial adalah kredit segmen menengah yang nilai pinjamannya berkisar Rp 200 miliar sampai Rp 800-900 miliar. Nasabah yang mengambil kredit ini, menurut dia, sedang dalam proses restrukturisasi.
"Di antaranya nasabah yang kena imbas harga komoditi yang menurun," tutur Wimboh, di kantornya, Jakarta, Jumat (10/11).
Namun begitu, karena saat ini harga komoditas sudah mulai meningkat dan proses restrukturisasi makin membaik, Wimboh meyakini segmen komersil sudah lebih siap untuk menambah kreditnya. Hal itu setidaknya tergambar dari indikasi turunnya rasio kredit macet yang semula berada di kisaran tiga persen, kini menjadi 2,93 persen.
OJK memproyeksikan sampai akhir 2017 mendatang pertumbuhan kredit perbankan dapat menyentuh 10 persen. Wimboh optimistis target tersebut dapat tercapai karena pada akhir tahun karena biasanya akan ada realisasi kredit dalam jumlah besar. "Tunggu saja sampai dekat-dekat Desember. Kemarin ada BUMN yang melunasi (kredit) sampai Rp 4 triliun."