Sabtu 11 Nov 2017 17:18 WIB

Kementan Andalkan Strategi Ini Jaga Pasokan Bawang Merah

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nur Aini
Bawang merah (ilustrasi)
Foto: Wordpress.com
Bawang merah (ilustrasi)

EKBIS.CO, SOLOK -- Bawang merah merupakan salah satu komoditas yang cukup riskan menyumbangkan laju inflasi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, bawang merah bersama 'kawan-kawannya' seperti bawang putih, cabai merah, dan bumbu dapur utama lainnya memberikan kontribusi cukup besar bagi laju inflasi atau deflasi suatu daerah. Karena itu, di Sumatra Barat, pemerintah pusat mulai memikirkan cara untuk menyiasati fluktuasi harga bawang merah.

Dalam hukum ekonomi, naik turunnya harga bergantung pada stabilitas pasokan di pasaran. Artinya, demi menjaga harga bawang merah yang stabil, maka dibutuhkan pasokan produksi yang stabil pula. Tantangan selanjutnya, menjaga produksi bawang merah yang stabil ternyata tak mudah. Apalagi fluktuasi harga bawang merah bersifat musiman dan sangat dipengaruhi oleh pola produksi, yakni ketersediaan produk yang melimpah saat musim panen raya dan kelangkaan saat di luar musim panen (off season).

Pemerintah meyakini bahwa ketersediaan bawang merah dan benihnya yang cukup sepanjang waktu diharapkan dapat menstabilkan harga dan mencegah inflasi. Kepala Puslitbang Hortikultura Kementerian Pertanian, Hardiyanto, mengungkapkan bahwa pihaknya mencari jurus ampuh untuk menjaga ketersediaan benih bawang merah. Basis produksi, ujarnya, perlu dijaga untuk menstabilkan ketersediaan benih bawang merah di pasar dalam negeri.

Bagi petani, ternyata tak sulit-sulit amat untuk menjaga ketersediaan benih bawang merah. Kementerian Pertanian memberikan solusi teknologi yang bisa diterapkan oleh petani untuk memiliki benih yang stabil sepanjang tahun. Hardiyanto menjelaskan, inovasi teknologi perbenihan serta budidaya dan pasca-panen tersebut dikenalkan melalui True Seed of Shallot (TSS). Selain itu juga dikenalkan budidaya secara intensif dan pembangunan dan pengenalan penggunaan instore dryer.

"Penggunaan TSS terbukti dapat dapat mengurangi susut benih bawang merah yang cukup besar, serta menghemat biaya perbenihan. Tak hanya itu, penggunaan TSS memberikan kepastian karakter dan produktivitas tanaman," ujar Hardiyanto di Solok, Sabtu (11/11).

Kementerian Pertanian mencoba mengaplikasikan cara ini di Nagari Sungai Nanam, Solok, Sumatra Barat. Pembukaan kawasan perbenihan bawang merah di Solok sekaligus mendukung target pemerintah dalam swasembada dan ekspor bawang merah.

Pembukaan kawasan perbenihan ini melibatkan kelompok petani lokal. Di Solok, pemerintah menggandeng Kelompok Tani Bintang Timur di Lembah Gumanti, Kabupaten Solok. Kegiatan ini merupakan kerja sama antara Balitbangtan Kementerian Pertanian dengan Pemkab Solok dan Komisi 4 DPR RI.

Kepala Balai Besar Litbang Pascapanen Kementerian Pertanian Risfaheri menyebutkan, pihaknya juga menandatangani naskah kerja sama antara Balai Besar Litbang Pascapanen, Puslitbang Hortikultura dengan Dinas Pertanian Kabupaten Solok tentang pengembangan teknologi pertanian. Salah satu yang didorong adalah pengembangan teknologi perbenihan dan pasca-panen bawang merah di Kabupaten Solok. Pemerintah juga meresmikan kawasan perbenihan dan bioindustri bawang merah di Solok.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement