Ahad 12 Nov 2017 12:06 WIB

Kemendag Manfaatkan APEC untuk Tingkatkan Ekspor ke Vietnam

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Bayu Hermawan
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita

EKBIS.CO, DA NANG -- Kementerian Perdagangan memanfaatkan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) 2017 di Vietnam sebagai ajang untuk mempromosikan produk-produk Indonesia. Karena itu, Kemendag menggelar pameran Remarkable Indonesia Product Display di sela-sela pelaksanaan KTT APEC 2017 pada 9-12 November 2017, di Vincom Plaza, Da Nang, Vietnam.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, pameran tersebut merupakan upaya untuk memperkenalkan dan mempromosikan produk Indonesia ke masyarakat Vietnam. "Acara ini diharapkan dapat menarik komunitas bisnis Vietnam untuk menjajaki kesempatan bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan Indonesia," ujarnya lewat keterangan resmi, Ahad (12/11).

Ada 26 perusahaan Indonesia yang berpartisipasi dalam pameran tersebut. Mereka menampilkan beragam produk mulai dari otomotif, konveksi, makanan dan minuman, bubur kertas dan kertas, fesyen, dan kerajinan tangan. Mendag berkomitmen, pihaknya akan mendukung upaya pelaku usaha untuk meningkatkan ekspor dan menyelesaikan persoalan yang dihadapi dalam era perdagangan bebas masyarakat ekonomi ASEAN.

"Pemerintah akan memberikan perhatian kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk meningkatkan daya saingnya dan mampu melebarkan sayapnya," kata Enggar.

Adapun bentuk dukungan dari pemerintah salah satunya diwujudkan melalui fasilitasi pameran di luar negeri bagi pelaku usaha UMKM sehingga mereka bisa memasuki pasar global.

Pemerintah mencatat, perdagangan bilateral Indonesia dan Vietnam tumbuh positif dalam enam tahun terakhir. Pada 2010, total perdagangan kedua negara tercatat sebesar 3,3 miliar dolar AS. Kemudian, pada tahun 2016, nilai tersebut meningkat menjadi 6,3 miliar dolar AS. Kendati begitu, Mendag menyebut nilai perdagangan masih lebih kecil dibanding potensi yang ada.

"Nilai ini masih di bawah target perdagangan yang ditetapkan kedua negara sebesar 10 miliar dolar AS di tahun 2018," katanya.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement