EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) akan menggiatkan penggunaan Compressed Natural Gas (CNG) di masyarakat. Hal ini sebagai upaya migrasi ke sumber energi lebih murah dan bersih.
Direktur Utama PGN Jobi Triananda Hasjim mengatakan, pihaknya sedang aktif mengembangkan CNG untuk komersial dan Usaha Kecil Menengah (UKM). Mereka yang tergantung Liquefied Petroleum Gas (LPG) 50 kilogram atau 12 kilogram yang lebih mahal, bisa berpindah ke CNG. Dengan begitu, impor LPG pun bisa dikurang.
Sebab sumber gas CNG berada di dalam negeri. Ini bisa menjadi nilai tambah bagi masyarakat untuk dapat bermigrasi ke CNG.
''Harga CNG pasti kompetitif dengan LPG,'' kata Jobi usai penutupan Media Gathering PGN di Ciapus, Bogor, Sabtu (11/11).
Distribusi akan diprioritaskan ke konsumen besar dulu. Sebab semakin besar konsumsi CNG maka impor Liquefied Natural Gas (LNG) akan semakin bisa dikurangi.
Di sisi harga, LPG mahal disebabkan rantainya jauh. Sumber gas di Indonesia kebanyakan gas metan dan tidak semua gas di Indonesia punya fraksi berat untuk dijadikan LPG. Kalau produksi LPG di luar negeri dan distrubsinya berjenjang, rantai pasoknya menjadi panjang.
''Kalau CNG, tabung sudah punya, tinggal isi di tempat. Harga gas di Indonesia juga murah,'' ucap Jobi.
PGN sendiri belum bisa meluncurkan ini karena masih uji coba. PGN berharap bisa meluncurkan program ini dalam waktu dekat.
PGN juga aktif mengembangkan LNG di Indonesia timur. PGN sedang proses lelang di proyek PLN. Bila LNG di Timur ada, smelter jadi memungkinkan. Pulau yang tidak ada sumber gas juga bisa memakai LNG atau memakai listrik.
Intinya, kata Jobi, selain transmisi dan distribusi, PGN juga sedang fokus di hulu. Semua potensi yang bisa dikembangkan akan PGN kembangkan