Rabu 15 Nov 2017 16:36 WIB

Angkanya Terbilang Tinggi, Jerman Dibayangi Kemiskinan

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Budi Raharjo
Jerman (ilustrasi)
Foto: EPA
Jerman (ilustrasi)

EKBIS.CO, BERLIN -- Meski tergolong negara ekonomi maju, warga Jerman tidak sangat makmur. Kemiskinan di Jerman terbilang tinggi dan harus segera ditangani.

Menurut Direktur Sains Institut Riset Ekonomi dan Sosial Hans-Bckler-Foundation Jerman (WSI), Anke Hassel, mayoritas masyarakat berpenghasilan rendah Jerman tak punya kelebihan pendapatan sehingga mereka tak punya aset. Jerman sendiri merupakan mesin pertumbuhan ekonomi Eropa dengan pertumbuhan ekonomi yang baik dan rendahnya pengangguran, demikian dilansir Deutsche Welle, Selasa (14/11).

Berdasarkan studi Bank Sentral Eropa (ECB), separuh rakyat Jerman punya aset antara nol hingga 60 ribu euro. Di Italia dan Prancis, rata-rata rakyatnya punya aset 150 ribu euro dan 120 ribu euro.

Lima puluh persen warga Jerman yang tidak memiliki aset ini terbagi dalam dua kelompok. Dua puluh persennya adalah warga termiskin yang menerima jaminan sosial dan 30 persen sisanya adalah kelompok menengah bawah yang masih bekerja namun pendapatannya tidak mencukupi kebutuhan mereka.

Menurut Badan Ketenagakerjaan Federal, para pekerja purna waktu mendapat upah rendah, sekitar dua per tiga dari rata-rata pendapatan warga Jerman. Di akhir 2016, upah pekerja di Jerman timur sebesar 1.637 euro dan di Jerman barat sebesar 2.176 euro. ''Di satu sisi, Jerman menurunkan pensiun. Di sisi lain, ada kemiskinan aset pada kelompok menengah bawah,'' kata Hassel.

WSI menyarankan adanya reformasi sosial dengan subsidi yang menyasar kelompok menengah bawah dan kelompok menengah. Misalnya dengan penyediaan perumahan murah di kota-kota metropolitan. WSI juga merekomendasikan peningkatan tabungan. ''Ini berarti, jaminan sosial harus jadi naungan warga miskin untuk mengimbangi ketiadaan aset yang mereka miliki,'' ungkap Hassel.

Secara politik, dukungan terhadap kelompok miskin dan menangah bawah juga bisa jadi langkah populis.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement