EKBIS.CO, BERLIN -- Laba Volkswagen (VW) diprediksi naik dalam jangka menengah. Para investor berharap Volkswagen bisa melanjutkan pemulihannya meski juga terbebani biaya miliaran dolar untuk pengembangan mobil listrik.
Produsen mobil terbesar di dunia ini mengumumkan, mereka menghabiskan lebih dari 34 miliar euro untuk membuat mobil rendah emisi yang diharapkan bisa melayani pasar pada 2022 mendatang. Awal pekan ini, VW menyatakan ada perbaikan penjualan agregat kendaraan SUV di pasar-pasar berkembang seperti Brasil dan Rusia.
Dengan penjualan mencapai 217 miliar euro pada 2020, pennjualan di kedua negara itu melampaui catatan 2016. Delapan bulan lalu, VW sudah memprediksi adanya kenaikan penjualan lebih dari seperlima dari penjualan pada 2016.
VW juga meyakini, laba opersional pada 2020 bisa naik 25 persen mencapai lebih dari 7,1 miliar euro. Hal tersebut ditopang investasi di mobil listrik dan pertumbuhan teknologi mesin. Hal ini sekaligus jadi revisi naik 25 persen dari prediksi Maret lalu.
''Pengendalian biaya, perbaikan produktivitas, dan eksekusi yang baik jadi penting untuk mencapai itu semua,'' kata Direktur Keuangan VW Frank Witter seperti dikutip Reuters, Senin (20/11). Meski harus Witter akui, ketatnya aturan emisi di masa depan akan sangat tidak mudah bagi mereka.
Analis sendiri menyambut baik keterbukaan kondisi keuangan VW ini. Arus kas VW diprediksi akan tumbuh mencapai lebih dari 10 miliar euro pada 2020. ''Investor tidak akan mengabaikan perubahan baik VW ini,'' ungkap analis Evercore ISI Arndt Ellinghorst.
Namun, VW akan menghadapi tantangan lebih besar dengan makin ketatnya aturan emisi di Eropa, Cina, dan kawasan lain. Padahal, VW akan meluncurkan lebih dari 45 SUV yang mengonsumsi lebih banyak bahan bakar.
Awal November ini, Uni Eropa sudah meminta para produsen mobil untuk memangkas emisi kendaraan mereka lebih dari 30 persen pada 2030 dibanding 2021. Jika itu dilanggar, produsen mobil akan didenda 95 euro untuk tiap gram karbon dioksida yang dihasilkan kendaraan mereka di tahun tersebut.