Jumat 24 Nov 2017 01:03 WIB

Balai Karantina Pertanian Luncurkan Sistem In-Line

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Gita Amanda
Seorang petani sayuran memilah tomat usai panen, di Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (24/8). (Mahmud Muhyidin)
Foto: Mahmud Muhyidin
Seorang petani sayuran memilah tomat usai panen, di Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (24/8). (Mahmud Muhyidin)

EKBIS.CO, LEMBANG -- Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Soekarno Hatta meluncurkan sistem in-line inspection karantina produk sayuran di gudang pengepakan sayur Serenity di Desa Cibodas, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (23/11). Diharapkan dengan sistem tersebut, proses ekspor produk sayuran ke luar negeri bisa lebih cepat dan berkualitas.

Kepala BBKP Soekarno Hatta, Eliza Suryati Roesli mengatakan sistem in-line inspection merupakan pengawasan yang dilakukan dari hulu ke hilir yaitu dari mulai penanaman, panen, pengepakan. Sehingga ketika sudah sampai ke konsumen di luar negeri tidak akan ditolak diterima.

 

"Program pengawasan ekspor untuk sayuran ini baru pertamakali dilaksanakan. Sementara untuk ekspor buah-buahan sudah beberapa kali dilakukan," ujarnya, Kamis (23/11). Katanya, sejak penanaman dilakukan oleh petani, para petugas akan memantau apakah tanaman terbebas dari hama atau residu pestisida.

 

Kemudian setelah itu, petugas akan mengecek hasil panen apakah sesuai dengan standar dan terakhir mengecek saat pengepakan. Katanya, sistem tersebut dilakukan untuk mempercepat proses ekspor dan memudahkan sertifikasi di bandara.

 

Menurutnya, sistem in-line inspection dilaksanakan sebagai wujud agar produk pertanian yang diekspor bisa sesuai standar yang diinginkan negara penerima. Sebab, selama ini produk Indonesia sulit tembus ke luar negeri karena tidak sesuai standar.

 

Dirinya mengatakan program pemerintah untuk petani ini tidak dipungut biaya. Hanya membayar Rp 5.000 untuk biaya sertifikat. Sementara proses pengawasan dari sejak di lahan hingga bandara sepenuhnya dibiayai oleh pemerintah pusat.

 

Direktur Raja Farm, Ninik Sri Sunarmiatni mengatakan, pihaknya sudah mengekspor buncis kenya ke Singapura sebanyak satu ton dalam satu pekan. Produknya terlebih dahulu disortir dua kali dari saat petani hingga pengepakan dan dipastikan produknya tetap terjaga.

 

Ketua Kelompok Tani Macakal Triana mengatakan, buncis kenya merupakan komoditas unggulan yang ditanam pada lahan 18,6 hektare. Buncis kenya diproduksi minim residu pestisida dan ke depan direncanakan akan menerapkan pertanian organik.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement