Jumat 24 Nov 2017 17:09 WIB

Pupuk Indonesia Perketat Pengawasan Distribusi Pupuk Subsidi

Red: Agus Yulianto
Koordinasi menghadapi musim tanam, Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Aas Asikin Idat (tengah), Staf Ahli Kemeterian Pertanian Sukriansyah Latief, Direktur Pemasaran PT Pupuk Indonesia (Persero) Achmad Tossin Sutawikara, Makassar (24/12)
Foto: dok. PT Pupuk Indonesia
Koordinasi menghadapi musim tanam, Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Aas Asikin Idat (tengah), Staf Ahli Kemeterian Pertanian Sukriansyah Latief, Direktur Pemasaran PT Pupuk Indonesia (Persero) Achmad Tossin Sutawikara, Makassar (24/12)

EKBIS.CO, MAKASSAR -- PT Pupuk Indonesia (Persero) memperketat pengawasan terhadap proses distribusi pupuk bersubsidi pada periode musim tanam. Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Aas Asikin Idat menyatakan, Pupuk Indonesia terus memonitor ketersediaan stok pada gudang distributor untuk mencegah terjadinya kekurangan pupuk subsidi dalam menghadapi musim tanam.

“Kami terus meningkatkan pengawasan terhadap penyaluran pupuk subsidi untuk mencegah kekurangan stok. Sekaligus untuk memastikan penyaluran pupuk betul-betul sampai ke petani,” kata Aas dalam keterangannya yang disampakan kepada Republika.co.id, di acara Temu Distributor wilayah Sulawesi Selatan di Makassar, Jumat (24/11).

Dalam mengamankan pendistribusian pupuk bersubsidi dan mengantisipasi terjadinya kelangkaan di tingkat petani, Pupuk Indonesia telah menugaskan PT Pupuk Kalimantan Timur dan PT Petrokimia Gresik untuk menyiapkan stok di atas ketentuan. “Pupuk Indonesia menyiapkan stok musim tanam untuk kebutuhan 5-6 minggu ke depan," kata Aas.

Selain itu, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan para Bupati dan Kepala Dinas agar Surat Keputusan (SK) realokasi kuota pupuk bersubsidi bisa diterbitkan sehingga tambahan kuota pupuk bisa disalurkan.

Aas menjelaskan, pupuk merupakan salah satu sarana produksi yang menentukan produksi dan produktivitas komoditas pertanian juga berperan penting dalam menjaga stabilitas ketahanan pangan nasional. Ketersediaan, kualitas, keterjangkauan dan keandalan pupuk, kata dia, harus tetap menjadi salah satu prioritas utama dan perhatian khusus untuk mencapai target produksi.

"Dengan demikian, ketersediaan stok pupuk di gudang distributor perlu terus dimonitor secara rutin," ucapnya.

Dalam pemenuhan kebutuhan pupuk menghadapi musim tanam, Aas berpesan, kepada distributor dan pengecer untuk memperhatikan dan mematuhi peraturan dan ketentuan yang berlaku “Distributor dan pengecer harus memenuhi kebutuhan pupuk di masa tanam secara tepat dan benar,” tegas dia.

Pupuk Indonesia terus meningkatkan kualitas sistem monitoring stok agar lebih memudahkan dalam mengetahui ketersediaan stok pupuk di seluruh daerah di tanah air. Hingga 21 November 2017 ini stok pupuk nasional di lini III-IV Urea sebesar 438.098 ton, stok NPK sebesar  290.030 ton, stok SP-36 sebesar 134.638 ton, ZA sebesar 70.125 ton dan organik sebesar 52.348 ton.

Sampai dengan 17 November 2017 Pupuk Indonesia telah menyalurkan pupuk untuk sektor tanaman pangan secara nasional sebesar 7.721.789 ton. Rincian penyaluran  tersebut untuk Urea sebesar 3.409.704 ton, NPK sebesar 2.141.612 ton, SP-36 sebesar 735.442 ton, ZA sebesar 859.481  ton dan Organik sebesar 575.551 ton.

Untuk Provinsi Sulawesi Selatan, sampai dengan 17 November 2017, Pupuk Indonesia telah menyalurkan urea bersubsidi sejumlah 264.601 ton dari alokasi 2017 sebesar 298.684 ton, NPK 109.372 ton, SP-36 sebesar 42.762 ton, ZA sebesar 56.055 ton dan Organik sebesar 10.109 ton. Untuk memperlancar pendistribusian, Pupuk Indonesia saat ini diperkuat oleh 1.286 distributor dan 39.825 kios yang tersebar di Indonesia,

"Kami juga memperkuat jaringan kios dan distributor untuk mendekatkan produk kami kepada petani,” ucapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement