Jumat 24 Nov 2017 19:19 WIB

Pertamina Tambah BBM Satu Harga di Papua

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Dwi Murdaningsih
 Operator sedang mengisi BBM pada truk sampah di Pom Bensin, Jakarta, Senin (4/4).  (Republika/Tahta Aidilla)
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Operator sedang mengisi BBM pada truk sampah di Pom Bensin, Jakarta, Senin (4/4). (Republika/Tahta Aidilla)

EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) terus mendukung Program BBM Satu Harga, Jumat (24/11). Peresmian SPBU Kompak di kecamatan Suasapor, Kabupaten Tambrauw Papua Barat dilakukan oleh Kepala BPH Migas M.Fanshurullah Asa, Direktur Pengawasan Hilir Migas, Harya Adityawarman, Wakil Bupati Tambrauw Mesak Matusalak Yekwam dan General Manager Marketing Operation Region VIII Maluku Papua Made Adi Putra.

Made menjelaskan Pertamina sudah merealisasikan 29 titik lembaga penyalur BBM di wilayah 3T di seluruh Indonesia. Sedangkan di Papua dan Papua Barat sudah tersedia dua belas titik lembaga penyalur BBM satu harga.

"Sampai Akhir November 2017, untuk wilayah Papua dan Papua Barat, Pertamina sudah merealisasikan 12 dari target 16 lokasi BBM 1 harga sampai tahun 2017 sebagaimana ditugaskan pemerintah dalam lampiran Permen ESDM No 36 tahun 2016." ujar Made.

SPBU Kompak di Tambrauw akan menjual produk Solar dengan harga Rp 5.150/liter, dan Premium Rp. 6.450/liter.

Sama seperti titik lembaga penyalur lainnya dalam Program BBM satu harga ini, SPBU Kompak terletak di daerah yang sulit diakses. Untuk menyuplai SPBU tersebut, Pertamina mengirim BBM dari Terminal BBM Sorong dengan menempuh medan perjalanan yang sebagian masih berupa tanah membuat perjalanan sulit ditempuh oleh truk tangki ukuran sehingga menggunakan truk kapasitas kecil 2.5 KL dan dibutuhkan beberapa kali ritase.

"Untuk mendistribusikan BBM ke Tambrauw, distribusi dari TBBM Sorong tantangan operasional belum bisa menggunakan mobil tangki berukuran besar sehingga untuk memenuhi kebutuhan alokasi di SPBU tersebut dilakukan pengiriman melalui truck kecil dengan beberapa kali ritase," kata Made.

Kepala BPH Migas M.Fanshurullah Asa menegaskan bahwa pembangunan SPBU di wilayah 3T ini bukan merupakan hal yang mudah mengingat geografis dan ongkos angkut yang tinggi sehingga perlu diperhatikan tepar sasaran peruntukannya.

"Perlu ada monitoring dari Pemerintah Daerah dan Aparat agar penyaluran BBM Satu Harga ini tepat sasaran" kata Fanshurullah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement