Selasa 28 Nov 2017 09:29 WIB

Elpiji Melon Sulit Didapat di Bandar Lampung

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Budi Raharjo
Gas elpiji tiga kilogram (gas melon)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Gas elpiji tiga kilogram (gas melon)

EKBIS.CO, BANDAR LAMPUNG -- Masyarakat di wilayah Kota Bandar Lampung kembali sulit mendapatkan elpiji untuk rakyat miskin tabung tiga kilogram atau gas melon di berbagai tempat. Meski elpiji tersebut masih ada tersisa di warung, namun harganya sudah melebihi Rp 20 ribu per tabung, padahal harga resminya RP 16.500 per tabung.

Pengamatan Republika, Selasa (28/11), pangkalan elpiji melon tersebut sudah memasang pengumuman gas habis sejak beberapa pekan lalu. Pihak pangkalan menerima pasokan sepekan hanya dua kali. Setiap pasokan gas melon datang tak sampai 15 menit sudah ludes terjual, karena pembelinya diduga dari industri rumah tangga dan warung dalam jumlah banyak.

Sulitnya memperoleh gas melon di Bandar Lampung dirasakan sebagian warga yang biasa menggunakan elpiji untuk rakyat miskin tersebut. Menurut Eni, warga Bilabong, ia mencari gas melon sampai ke beberapa tempat namun kebanyakan warung yang jual kosong. Sedangkan mencari elpiji di pangkalan sudah tidak tersedia lagi sejak beberapa pekan lalu.

''Sekarang cari elpiji tiga kilogram susah, kalau 12 atau lima kilogram banyak. Saya tidak tahu kenapa rakyat miskin dibuat susah terus,'' keluh ibu tiga putra tersebut.

Usman, warga Beringin Raya, juga kesulitan mencari elpiji melon tersebut. Menurut dia, di pangkalan yang menjual elpiji tiga kilogram sudah habis. Ia selalu tidak kebagian bila pasokan tiba di pangkalan SPBU Beringin Jaya, Kemiling. Sebelum pasokan elpiji datang, pembeli sudah menunggu dengan jumlah tabung melebihi 10 tabung, padahal hanya diperbolehkan hanya satu orang dua tabung.

''Di Pangkalan Beringin Raya itu, tak sampai seperempat jam sudah habis. Soalnya yang beli bukan masyarakat, tapi warung, rumah makan, restoran, dan lainnya. Wajar kalau cepat habis mereka bawa minimal 10 tabung,'' tuturnya.

Langkanya elpiji melon di Kota Bandar Lampung karena penyalurannya tidak sesuai dengan peruntukkannya, padahal di tabung sudah tertulis gas untuk rakyat miskin. Elpiji tersebut banyak terjual kepada rumah makan, industri kecil, warung, dan lainnya. Pertamina Lampung akan menindak tegas pangkalan dan pengecer yang membandel.

Seperti disebutkan Sales Executive LPG Lampung Widhi Hidayat, pihaknya akan menjatuhkan sanksi mulai dari peringatan sampai pencabutan izin usaha agen atau pangkalan elpiji. Catatan Pertamina, sudah empat pangkalan elpiji dicabut izinnya sepekan terakhir.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement