EKBIS.CO, BANYUMAS -- Proyek rel ganda antara ruas Stasiun Purwokerto hingga Stasiun Kroya, diperkirakan akan bisa diselesaikan sesuai jadwal waktu yang telah ditetapkan. ''Saat ini pengerjaan proyek masih terus dikebut. Kami optimistis, proyek bisa selesai tepat waktu, Desember 2018, sehingga awal 2019 bisa dioperasikan,'' kata Kepala Satuan Kerja Proyek Pengerjaan Rel Ganda ruas Purwokerto-Kroya, Okta Priza, Kamis (30/11).
Proyek rel ganda koridor Purwokerto-Kroya, merupakan bagian dari proyek pembangunan rel ganda jalur Cikro (Cirebon-Kroya) yang pembangunan sudah dilaksanakan sejak beberapa tahun terakhir. Untuk jalur KA antara Purwokerto-Cirebon, saat ini seluruhnya sudah menggunakan jalur ganda.
Sedangkan jalur antara Purwokerto-Kroya, dikerjaan paling akhir karena tingkat kesulutannya cukup tinggi. Selain harus dibangun jembatan cukup panjang di atas Sungai Logawa dan Sungai Serayu, juga harus dibuat tiga terowongan yang menembus perbukitan.
Okta menyebutkan, terowongan pertama berlokasi di Desa Notog Kecamatan Patikraja Kabupaten Banyumas dengan panjang sekitar 550 meter. Sedangkan terowongan kedua dan ketiga, berada di Desa Gambarsari Kecamatan Kebasen dengan panjang 109 meter dan 183 meter.
Saat ini, seluruh proyek pembuatan rel ganda, baik berupa pekerjaan pembuatan terowongan maupun jembatan masih berlangsung. Seperti terowongan di Desa Notog yang dikerjakan oleh PT Pembangunan Perumahan (PP), diharapkan pada Januari 2018 sudah bisa tembus.
''Untuk mempercepat pekerjaan, proses pembuatan terowongan memang dilakukan dari kedua sisi bukit yang dibor. Dengan cara ini, maka waktu yang dibutuhkan untuk membuat terowongan menjadi lebih singkat,'' jelasnya.
Demikian juga dalam proses pembuatan terowongan di Desa Gambarsari yang dikerjakan oleh PT Adhikarya, pengeboran dilakukan dari dua sisi. ''Sementara ini, penyelesaian proyek pembuatan terowongan Desa Gambarsari baru sekitar 40 persen,'' jelasnya.
Menurutnya, proses pembuatan terowongan di Desa Gambarsari memang lebih sulit daripada terowongan di Notog, karena bukit yang dibor merupakan tanah jenis batuan. ''Selain itu, lokasinya juga lebih rumit, karena lokasinya disamping akses jalan penting yang tidak bisa ditutup sembarangan, dan juga berada tak jauh dari alur Sungai Serayu,'' jelasnya.
Dengan kondisi tanah tebing yang berupa batuan, maka dalam sehari proses pengeboran di Desa Gambarsari, paling hanya bisa dilakukan sekitar 1 cm per hari. Sedangkan terowongan di Desa Notog, bisa mencapai lebih dari 1 meter per hari.
Terowongan yang dibangun baik di Desa Notog maupun Desa Gambarsari memang memiliki bentang yang cukup lebar. Terowongan yang dibangun memiliki diameter 9,3 meter sehingga bisa untuk dua rel ganda sekaligus.
Meski demikian Okta mengaku optimistis, seluruh pekerjaan proyek rel ganda ruas Purwokerto-Kroya, akan bisa selesai Desember 2018. ''Selain dilakukan pengerjaan proyek terowongan dan jembatan, secara bersamaan juga di beberapa ruas jalur yang ada juga sudah dilakukan pemasangan rel," katanya.