Sabtu 02 Dec 2017 10:58 WIB

Peritel Mainan Terbesar di Inggris akan Menutup 25 Tokonya

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Budi Raharjo
Toys R Us
Foto: reddit
Toys R Us

EKBIS.CO, LONDON -- Toys R Us dikabarkan akan menutup sekitar seperempat dari 106 toko-nya di Inggris. Penutupan tersebut merupakan bagian dari kesepkatan negosiasi atas utang yang harus dibayar perusahaan Toys R Us kepada tuan tanah perusahaan tersebut dengan kesepakatan 75 persen krediturnya.

Raksasa toko mainan yang memiliki sekitar 3 ribu pekerja ini berencana beralih dari model toko 'big box' yang keluar dari kota. Perdagangan pada akhir tahun tidak menjadi pengaruh bagi perusahaan mainan ini untuk menutup 25 gerainya.

Meskipun begitu, Toys R Us cabang Inggris tetap meminta persetujuan dari dewan direksi dan perusahaan induk di Amerika Serikat untuk mendiskusikan pembicaraan dengan tuan tanah. Perusahaan spesialisasi restukturasi, Alvarez & Marsal dipercayai untuk menyusun company voluntary agreement (CVA) atau pengatur perusahaan sukarela atas nama Toys R Us.

Perusahaan tersebut berharap untuk mencapai kesepakatan mengenai utang Toys R Us yang memungkinkan lanjutan perdagangan tanpa adanya beban utang. Kendati demikian, Juru bicara Toys R Us enggan berkomentar mengenai penutupan toko, banyaknya PHK, ataupun proses CVA.

Sementara itu, Analis ritel, Kate Hardcastle dari Insight with Passion mengatakan tantangan yang dihadapi Toys R Us adalah bagian dari tema peritel. "Pengecer mainan, peritel mode, semua toko akan mengurangi ukuran toko mereka. Dalam 24 bulan ke depan Anda akan melihat lebih banyak berita semacam ini," kata Hardcastle dilansir BBC News, Sabtu (2/12).

Hardcastle mengatakan Toys R Us sangat terpapar dengan kenaikan e-commerce beralih dengan pelanggan paling nyaman membeli mainan dan elektronik secara online dengan menawarkan nama besar serta merek tepercaya.

"Tidak ada industri bermerek yang lebih besar. Jika saya membeli Lego: Lego adalah Lego. Toys R Us memiliki aisles dan aisles yang ditumpuk tinggi dengan produk, tapi tidak akan pernah memenangkan pertarungan dengan internet," katanya.

Hardcastle juga mengatakan Toys R Us terjebak di antara rentang yang luas dan harga retail online yang lebih rendah serta permainan iklan dan hiburan gratis yang ditawarkan oleh toko mainan seperti toko Hamleys, Lego dan Disney.

"Toys R Us tidak sesuai dengan salah satu dari ruang pasar itu, terpaska mereka mengambil resiko dengan menutup tokonya," tutup Hardcastle.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement