EKBIS.CO, SURABAYA -- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mendorong inovasi infrastruktur yang berkelanjutan setelah sinergi sejumlah perusahaan di dalam negeri terbukti mampu membangun rangka utama pembangunan Jembatan Holtekamp.
"Ini bukti bahwa kita memiliki sumber daya manusia di bidang pembangunan jembatan," katanya saat meluncurkan bangunan bentang tengah Jembatan Holtekamp di Dermaga Divisi Kapal Niaga PT PAL Indonesia, Surabaya, Ahad (3/12).
Bangunan bentang tengah tersebut merupakan salah satu rangka utama Jembatan Holtekamp di Kota Jayapura, Papua, yang merupakan salah satu megaproyek infrastruktur di kawasan timur Indonesia.
Jembatan sepanjang 1,3 kilometer itu nantinya menghubungkan daerah Hamadi di Distrik Jayapura Selatan, yang berada di sisi barat jembatan, dan daerah Holtekamp di Distrik Muara Tami di sisi timur jembatan.
Rangka utama jembatan Holtekamp harus dikerjakan di luar Kota Jayapura, mengingat kawasan tersebut rawan gempa, salah satunya adalah bentang tengah, yang dikerjakan di PT PAL Indonesia, Surabaya.
Bangunan bentang tengah yang dikerjakan PT PAL Indonesia itu terdiri dari dua bangunan baja lengkung yang masing-masing seberat 2.000 ton, dengan panjang 120 meter, lebar 22 meter, dan tinggi 21 meter.
Menurut Basuki, selama ini Indonesia harus impor untuk mengerjakan bangunan baja lengkung seperti bentang tengah Jembatan Holtekamp tersebut.
"PT PAL bisa bikin kapal perang, dan sekarang juga bisa bikin jembatan. Maka ke depan jangan mau kalau yang mendesain jembatan untuk negeri kita sendiri adalah orang asing. Karena nyatanya kita sudah bisa mendesain dan membuat sendiri," ujarnya.