EKBIS.CO, JAKARTA -- Maskapai Garuda Indonesia sejak Jumat (1/12) mengalami keterlambatan sejumlah penerbangan. Salah satunya penerbangan dari Jakarta menuju Jember yang harus transit di Surabaya terlebih dahulu untuk berganti pesawat.
Hanya saja, setelah mengalami keterlambatan pesawat dari Jakarta menuju Surabaya selama dua jam namun penumpang tidak melanjutkan penerbangan menuju Jember menggunakan pesawat. Akibat keterlembatan tersebut, pesawat dari Surabaya menuju Jember sudah diberangkatkan terlebih dahulu tanpa menunggu penumpang dari Jakarta.
Pada akhirnya, penumpang yang sampai di Surabaya karena keterlambatan pesawat dari Jakarta diberikan pilihan untuk menggunakan bus menuju Jember. Hal itu terjadi karena pesawat menuju ke Jember sudah diberangkatkan tanpa menunggu yang terkena keterlambatan.
Terkait hal tersebut, Senior Manager Public Relation Garuda Indonesia Ikhsan Rosan mengakui memang ada keterlambatan dan pada akhirnya pesawat menuju Jember diberangkatkan lebih dahulu. "Kebetulan yang ada penerbangan ke Jember itu kalau semisalnya tunggu (yang dari Jakarta ke Surabaya) pesawatnya tidak mungkin jadi pesawat yang ke Jember duluan karena pesawat yang ke Surabaya dari Jakarta kan delay," kata Ikhsan kepada Republika, Senin (4/12).
Dia menjelaskan jika pesawat menuju Jember tidak diberangkatkan sesuai waktunya, dihkawatirkan akan ada penambahan keterlambatan lagi. Selain itu penumpang juga akan lebih menumpuk.
Meskipun begitu, Ikhsan menjelaskan pengalihan menggunakan bus dari Surabaya ke Jember bukan paksaan dan keharusan yang diterima penumpang. "Jadi gini penumpang sebenarnya untuk penumpang ke Jember itu sampai ke Surabaya dikasih pilihan," ujar Ikhsan.
Dia memastikan saat itu penumpang diberikan pilihan untuk melanjutkan perjalanan dengan bus. Lalu juga ada pilihan bisa menggunakan pesawat pada keesokan harinya dan bisa menginap di Surabaya dan sudah disiapkan hotel oleh Garuda.
"Nah ada juga yang bilang di Surabaya saja break journey tidak usah menuju Jember. Jadi tidak semua penumpang dikasih pilihan untuk naik bus. Tidak jadi keharusan juga, itu berupa pilihan," ungkap Ikhsan.