EKBIS.CO, BOGOR -- Kementerian Keuangan melalui Badan Kebijakan Fiskal (BKF) optimis proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2018 bisa tercapai. Meski begitu, proyeksi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 persen seperti tercantum dalam APBN bisa terganggu apabila terjadi pergolakan geopolitik yang masif.
"Pertumbuhan 5,4 persen itu achievable selama tidak ada masalah geopolitik secara frontal dan masif," kata Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro BKF Adriyanto dalam pelatihan wartawan Kemenkeu di Bogor, Selasa (12/12).
Adriyanto mengaku, pemerintah juga memberikan perhatian pada kondisi perekonomian global mengingat Indonesia adalah bagian dari pasar terbuka. Dua negara yang patut diwaspadai adalah Amerika Serikat dan Cina. Hal itu karena dua negara tersebut merupakan mitra dagang terbesar Indonesia.
Meski begitu, Adriyanto mengaku pemerintah lebih banyak memberikan perhatian ke Cina. "Ini karena Cina yang terdekat dan partner dagang terbesar, jadi kami berikan perhatian lebih banyak ke Cina," ujarnya.