EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Pertanian Indonesia Andi Amran Sulaiman, mengatakan, harga pangan pada 2017 normal dan tidak ada kenaikan yang signifikan. Sebab, Amran mengaku, pada tahun ini produksi pangan melimpah dan Kementerian Pertanian (Kementan) juga telah melakukan operasi pasar sebelumnya.
"Dulu harga (beras pada) Agustus Rp 9.200 (sampai) Rp 9.100. Hari ini Rp 7.800. (Harganya) Turun. Itu harga (beras) medium. Itu turun seribu lebih," kata Amran di Jakarta, Rabu (13/12).
Amran mengatakan, kenaikan harga pangan saat akan menuju hari-hari besar, tidak boleh dijadikan kebiasaan. Ia mengatakan, hal tersebut merupakan sebuah anomali, atau penyimpangan.
"Jangan dijadikan tradisi, bahwa kalau mau natal (harga naik), dulu mau lebaran harga (juga) naikkan," kata Amran.
Walaupun begitu, yang terpenting, kata Amran, harga normal dan tidak perlu impor pangan dari negara lain. "Jadi memang ada anomali, ini kita selesaikan, ini persoalan puluhan tahun, nggak bisa selesai seketika. Yang terpenting adalah dalam sejarah Lebaran dulu, itu harga stabil, itu tahun 2017," kata Amran.
Menuju Lebaran, harga pangan khususnya kebutuhan pokok seperti ayam dan minyak goreng akan naik. Sedangkan, kata Arman, Indonesia merupakan produsen ayam dan minyak terbesar di dunia.
"Logikanya kalau supply demand, ya nggak boleh (harganya) naik dong. Bener nggak, berarti ada anomali," kata dia.
Untuk itu, Arman mengimbau kepada pelaku ekonomi untuk tidak menaikkan harga pangan tersebut. "Kami imbau saudaraku pedagang, jangan kita main-mainkan harga, Karna produksi lebih dari cukup," kata Amran.
Bahkan, Amran mengatakan, Indonesia sudah swasembada pangan tahun ini sehingga tidak memerlukan impor pangan dari negara lain. "Harga (pangan) stabil 2017, tanpa impor. Tanpa impor beras, tanpa impor bawang, tanpaimpor cabe, tanpa impor jagung. Ini pencapaian pemerintah yang luar biasa," ujarnya.