EKBIS.CO, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin (18/12), bergerak melemah sebesar 14 poin menjadi Rp 13.584 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp 13.570 per dolar AS.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan bahwa sentimen positif mengenai rencana pemangkasan pajak Amerika Serikat yang diproyeksikan disahkan sebelum akhir tahun 2017 ini memicu penguatan dolar AS.
"Dolar AS cukup kuat di awal sesi Asia, termasuk di dalam negeri menyusul optimisme pasar terhadap reformasi pajak AS," kata Reza di Jakarta, Senin (18/12).
Ia mengharapkan bahwa harga komoditas, terutama miyak mentah dunia yang cenderung menguat dapat membantu kinerja rupiah untuk terapresiasi pada dolar AS. Terpantau, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) Crude menguat 0,14 persen ke level 57,38 dolar AS per barel. Sementara minyak mentah jenis Brent Crude naik 0,19 persen menjadi 63,35 dolar AS per barel.
Sementara itu, ekonom Samuel Aset Manjemen Lana Soelistianingsih menambahkan bahwa pemangkasan pajak Amerika Serikat menjadi stimulus fiskal yang secara teoritis akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan naiknya suku bunga.
Lana mengatakan bahwa pemangkasan pajak AS kemungkinan akan diumumkan pada pekan ini. Presiden AS Donald Trump memberikan pernyataan ekonomi akan tumbuh empat persen, lima bahkan enam persen.
Ia menyampaikan bahwa informasi yang beredar, kemungkinan pajak penghasilan korporasi akan terpangkas dari 35 persen menjadi 21 persen, sebelumnya diusulkan menjadi 15 persen. Sedangkan untuk pajak penghasilan individu kemungkinan dipangkas dari 39 persen menjadi 35 persen.