EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menekankan masih besarnya potensi ekspor komoditas pangan ke Timor Leste.
"Mereka ingin impor beras dari indonesia. Peluangnya ada, kemudian kita akan kerja sama bangun jagung," ujarnya saat ditemui di Gedung Kementerian Pertanian, Senin (18/12).
Namun, ia belum mengetahui pasti berapa besarnya potensi ekspor beras tersebut. Pembicaraan lanjutan masih terus dilakukan untuk memastikan berapa alokasi beras yang perlu disiapkan Indonesia untuk negara tersebut. Amran memperkirakan potensi ekspor beras yang diperlukan Timor Leste sekitar 1,5 juta ton, sama seperti Malaysia.
Bukan hanya potensi ekspor beras, kerja sama berupa investasi bersama irigasi akan dilakukan di perbatasan, tepatnya di Sungai Malibaka yang memisahkan Indonesia dengan Nusa Tenggara Timur (NTT). Kerja sama ini diakui Amran sejalan dengan Nawa Cita untuk membangun dari pinggiran. Pembangunan irigasi dan pertanian di perbatasan ini adalah komoditas yang diperlukan oleh Timor Leste.
Menurutnya, ada keuntungan besar yang akan didapat dari kerja sama perbatasan ini di antaranya meningkatkan kesejahteraan petani di perbatasan, meningkatkan ekspor ke negara tetangga, dan memperkuat hubungan bilateral.
Selain potensi ekspor beras, Timor Leste juga membutuhkan ayam dan day old chicken (DOC) yang masih perlu pebicaraan lebih lanjut Januari nanti. Selama ini, ia mengatakan, Timor Leste melakukan impor DOC dari Indonesia melalui Malaysia. Indonesia mengekspor DOC ke Malaysia, lalu Timor Leste mengimpor DOC tersebut dari Malaysia.
"Nah kalau bisa kita langsung (ekspor)," kata dia.
Ekspor perlu dilakukan selama kebutuhan dalam negeri terpenuhi. Hal ini penting dilakukan untuk menjaga stabilitas harga di dalam negeri. Contohnya ekspor bawang merah yang telah dilakukan ke Timor Leste di tengah surplus produksi dalam negeri. "Ekspor bawang merah ke Timor Leste ini terus menerus," ujar dia.