EKBIS.CO, JAKARTA -- Direktur Pengolahan Pertamina, Toharso menjelaskan Pertamina mengoperasikan empat kilang migas yang khusus untuk memproduksi bahan bakar standar euro 4. Bahan bakar jenis euro 4 ini memiliki tingkat sulfur lebih rendah sehingga dinilai Pertamina akan lebih ramah lingkungan.

Toharso menjelaskan Saat ini, sejumlah kilang Pertamina telah menghasilkan produk BBM berkualitas tinggi (high quality). Kilang Dumai dan Balikpapan memproduksi Pertamina Dex HQ, dan Kilang Balongan menghasilkan Pertamax dan Pertamax Turbo HQ. Adapun Kilang Cilacap sudah memproduksi Pertamax HQ.

"Kita maksimalkan produksi di kilang kilang produktif untuk produksi standar euro 4. Sejak Agustus lalu, kita terus menyosialisasikan produk terbaru dari Pertamina, yaitu Pertamax Turbo dengan kandungan sulfur rendah yang bisa di-comply dengan mesin Euro 4," ujar Toharso di SPBU Lenteng Agung, Rabu (20/12).

Toharso menjelaskan produksi BBM standar Euro 4 merupakan komitmen Pertamina dalam menerapkan kebijakan pemerintah. Selain menekan pencemaran udara dan menjamin efisiensi kendaraan, kewajiban penggunaan BBM Euro 4 juga untuk mendorong produsen kendaraan menjangkau pasar luar negeri yang sudah menerapkan standar Euro 4.

"Pertamax Turbo low sulfur high quality dengan standar emisi Euro 4 sudah diproduksi di kilang Dumai dan Balongan merupakan komitmen Pertamina dalam menerapkan peraturan pemerintah yang mengharuskan kandungan sulfur buangan kendaraan bermotor harus di bawah 50 parts per million (ppm)," kata Toharso.

Direktur Pemasaran Pertamina, Muchamad Iskandar mengatakan Pertamina meluncurkan Pertamax Turbo, yaitu bensin dengan RON 98 namun dengan kualitas baru memakai standart euro 4. Iskandar mengatakan spesifikasi baru Pertamax Turbo ini kata Iskandar memiliki kandungan sulfur yang lebih rendah dan ramah lingkungan.

"Kami secara bertahap akan terus berusaha mencapai standar BBM kualitas Euro 4 sebagaimana yang telah diterapkan di negara Eropa. Pertamax Turbo memiliki kualitas tinggi dengan RON 98 dan kandungan sulfur lebih rendah mencapai maksimal 50 ppm. Kandungan sulfur yang semakin rendah, maka dampak negatif dari emisi yang dihasilkan juga akan semakin rendah," kata Iskandar di SPBU Lenteng Agung, Rabu (20/12).