EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemerintah telah merampungkan 26 proyek strategis nasional (PSN) hingga 19 Desember 2017. Total nilai investasi untuk membangun semua proyek tersebut mencapai Rp 46,5 triliun.
Ketua Tim Pelaksana Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) Wahyu Utomo menjelaskan, sebanyak 20 proyek diselesaikan pada 2016. Sedangkan tahun ini, ada enam proyek yang rampung dibangun dan telah dioperasikan. Enam proyek tersebut adalah Jalan Akses Tanjung Priok, pos lintas batas negara (PLBN) Nanga Badau, Kabupaten Kapuas Hulu, PLBN Aruk di Kabupaten Sambas, dan PLBN Wini di Kabupaten Timor Tengah Utara. Sisanya adalah jalan Tol Soreang Pasirkoja dan Jalan Tol Surabaya Mojokerto dengan nilai proyek secara keseluruhan mencapai Rp 13,1 Triliun.
Wahyu menjelaskan, jumlah proyek strategis yang rampung pada 2016 lebih banyak karena rata-rata sudah dimulai sejak beberapa tahun sebelumnya. "Mulai 2016 kita percepat pembangunan. Karena memang proyek infrastruktur besar membutuhkan waktu lebih dari satu tahun," kata Wahyu, di Jakarta, Rabu (20/11).
Sementara PSN lainnya sudah ada yang masuk tahap konstruksi dan masih ada pula yang masih dalam tahap penyiapan. Wahyu memerinci, ada 145 proyek dan satu program yang sudah masuk tahap konstruksi, sembilan proyek dalam tahap transaksi, dan 86 proyek serta satu program dalam tahap penyiapan.
Dari 145 Proyek yang masuk dalam tahap konstruksi, terdapat 37 proyek yang telah beroperasi secara sebagian, di antaranya Jalan Tol Medan Kualanamu Lubuk Pakam Tebing Tinggi, Jalan Tol Bekasi Cawang Kampung Melayu, KEK Tanjung Lesung, dan KEK Mandalika.
Selain itu, ada juga Jalan Tol Medan Binjai dan jalan tol Palembang Indralaya. Proyek yang telah beroperasi ini kami masih hitung sebagai proyek dalam tahap konstruksi karena belum seluruhnya beroperasi, kata dia.
Tahun depan, pemerintah menargetkan proyek prioritas yang dapat beroperasi antara lain Jalan Tol Pekanbaru Kandis -Dumai, Kereta Api Makassar Parepare dan Palapa Ring Broadband. KPPI memperkirakan ada 170 proyek sudah bisa dioperasikan secara parsial maupun keseluruhan hingga 2020. Pada 2018 ditargetkan ada penambahan 50 proyek yang mulai beroperasi, 2019 sebanyak 56 proyek, dan pada tahun 2020 sebanyak 23 proyek.
Sementara capaian untuk program ketenagalistrikan 35 ribu MW hingga Desember 2017, sebanyak 998 MW telah beroperasi. Proyek ang masih dalam tahap konstruksi sebesar 15.676 MW atau 44 persen. Kemudian, sebanyak 13.782 MW atau 38 persen telah mendapatkan power purchase agreement (PPA) namun belum mencapai financial close. "Sisanya sebesar 3.163 MW atau sekitar sembilan persen dalam tahap pengadaan dan 2.228 MW dalam tahap perencanaan," ujar dia.
Direktur Program KPPIP Rainier Haryanto menegaskan, pemerintah menargetkan seluruh proyek yang masuk dalam PSN sudah harus masuk tahap konstruksi pada 2018. "Jadi supaya tidak ada salah paham, PSN ini bukan harus selesai semua pada 2019," kata dia.
Rainier yakin semua proyek dalam PSN bisa terlaksana. Dia mengklaim minat investor asing untuk menanamkan modalnya sangat tinggi. Menurut dia, hampir setiap bulan, ada investor dari berbagai negara yang mengunjungi KPPIP untuk menanyakan investasi di PSN.
Sebagai informasi, proyek strategis nasional adalah proyek terpilih yang memiliki peran strategis atas perekonomian, kesejahteraan sosial, pertahanan, dan kedaulatan nasional. Proyek ini dapat memperoleh fasilitas sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) No. 3 Tahun 2016 j.o Perpres No. 58 Tahun 2017. Beberapa fasilitas tersebut antara lain terkait perizinan, penyesuaian tata ruang, percepatan penyediaan tanah, jaminan pemerintah, dan penyelesaian permasalahan dan hambatan lainnya.