EKBIS.CO, JAKARTA -- Asosiasi Perbankan Syariah Indonesia (Asbisindo) menilai pertumbuhan perbankan syariah pada 2017 sudah lebih baik dibanding 2016. Sekretaris Jenderal Asbisindo Achmad K Permana mengatakan, perbankan syariah harus belajar, pada 2016 babak belur dan 2017 agak lumayan walau masih berat.
Pada 2017, pertumbuhan perbankan syariah sebenarnya sudah cukup agresif dengan pertumbuhan 15,9 persen dan profit 10 persen. Itu pun dengan run-off tinggi karena produk perbankan syariah basisnya cicilan.
''Pertumbuhan 15,9 persen itu dengan pergantian portofolio yang bisa sampai 30 persen. Bank konvensional dengan bank syariah itu berbeda, run-off konvensional lebih kecil,'' kata Permana kepada Republika.co.id baru-baru ini.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melihat perbankan syariah sudah mulai berbenah pada 2017. Sejak kuartal IV-2016 sampai Oktober 2017, NPF gross perbankan syariah cenderung membaik atau menurun namun masih selalu berada di atas NPL perbankan konvensional. Karena itu, OJK mengimbau bank syariah untuk lebih berhati-hati dan selektif dalam pembiayaan.
Berdasarkan data OJK per Oktober 2017, pembiayaan perbankan syariah sebesar Rp 281,83 triliun tumbuh sebesar 15,75 persen secara tahunan (year on year). Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) perbankan sebesar 20,54 persen menjadi Rp 325,69 triliun. Sementara aset tumbuh 19,79 persen menjadi Rp 406,23 triliun.
OJK mencatat NPF gross bank syariah per Oktober 2017 mencapai 4,12 persen sementara perbankan konvensional 2,96 persen pada periode yang sama.