EKBIS.CO, PASURUAN -- Direktur Utama Koperasi Simpan Pinjam Syariah Baitul Maal wat Tamwil Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri (BMT UGT Sidogiri) Sholeh Wafi mengungkapkan, koperasi tersebut mencatatkan pertumbuhan yang signifikan dari sisi aset. Selain itu, omzet penjualan di koperasi tercatat positif.
Total aset yang dimiliki BMT UGT Sidogiri pada 2015 tercatat sebasar Rp 1,8 triliun. Di tahun berikutnya, aset yang dimiliki koperasi simpan pinjam syariah tersebut sebesar Rp 2,2 triliun.
Sementara, omzet tercatat sebesar Rp 16,8 triliun selama 2016. Namun, untuk 2017, Sholeh belum bisa menjelaskan, karena biasanya laporan baru disusun di awal tahun berikutnya.
"Omzet di tahun 2016 itu tercatat Rp 16.891.608.608.532,. Kalau tahun ini belum tahu karena belum disusun laporannya," kata Sholeh saat ditemui Republika.co.id di Kantor Pusat BMT UGT Sidogiri, Jalan Sidogiri Barat, Kraton, Pasuruan, Jatim, akhir pekan kemarin.
Saat ini, kata Sholeh, BMT UGT Sidogiri telah memiliki 278 kantor cabang yang tersebar di sepuluh provinsi di Indonesia. Provinsi yang dimaksdu adalah Jawa Timur, Jawa Barat, DKI Jakarta, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Bali, Riau, dan Lampung.
BMT UGT Sidogiri saat ini memiliki anggota sebanyak 16.010 orang. Masyarakat yang memercayakan untuk menyimpan tabungannya di BMT UGT Sidogiri sebanyak 783. 418 orang, dan peminjam sebanyak 137. 981 orang.
Saat ini, BMT tersebut telah memiliki karyawan sekitar 1.500 orang. Dari total karyawan tersebut, kata Sholeh, 85 persen di antaranya adalah alumni Pondok Pesantren Sidogiri. Sementara sisanya adalah alumni pondok pesantren lain, dan orang nonpesantren.
"Selagi masih ada alumni Sidogiri yang memenuhi syarat, kita prioritaskan alumni Sidogiri. Kalau tidak ada, baru ke alumni pondok pesantren lain kita libatkan. ada juga yang non pesantren tapi sangat sedikit," ujar Sholeh.
Sholeh juga menjelaskan cara rekrutmen karyawan BMT UGT Sidogiri. Dalam perekrutan, yang diutamakan adalah alumni Pondok Pesantren Sidogiri yang ada di sekitar kantor yang didirikan, dengan radus maksimal 25 kilometer.
"Selagi ada yang dekat pilih yang dekat. Kenapa? di samping pemberdayaan, ada manfaatnya yang luar biasa yaitu pengaruh terhadap meningkatnya kepercayaan. Jadi ketika orang ini masuk menawarkan produk koperasi, masyarakat sudah kenal terhadap karyawan kami," kata Sholeh.
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement