EKBIS.CO, Bappenas: Subsidi Tidak Tepat Berdampak Pada Kedalaman Kemiskinan
JAKARTA -- Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengatakan, saat ini memang angka kemiskinan semakin turun. Namun, penurunan ini belum berdampak pada kedalaman dan keparahan kemiskinan yang justru semakin besar.
Bambang menjelaskan, salah satu persoalan yang harus diperbaiki untuk mengurangi lubang kedalaman kemiskinan di Indonesia adalah perbaikan dalam program subsidi. Hingga akhir 2017 dari hasil evaluasi masih ada subsidi yang tidak tepat sasaran.
"Kemarin rastra (beras sejahtera) dan subsidi itu banyak yang tidak tepat sasaran dan tepat jumlah," kata Bambang di Istana Negara, Rabu (3/1).
Berdasarkan data yang dihimpun, pada September 2017 jumlah penduduk penduduk miskin di Indonesia sebesar 26,58 juta orang atau 10,12 persen, turun 0,52 persen jika dibandingkan Bulan maret 2017 yaitu 27,77 juta orang. Nilai ini juga membaik dibandingkan September 2015 sebesar 11,13 persen dn September 2017 10,70 persen.
Meski demikian, pemerintah masih memiliki pekerjaan rumah untuk mengurangi indeks kedalaman dan keparah kemiskinan baik di perkotaan maupun di pedesaan. Untuk itu angka inflasi harus ditekan, dan stabilitas harga pangan wajib dikendalikan, Termasuk program sosial seperti pangan nontunai yang rencananya akan didistribusikan awal tahun ini.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam rapat paripurna pertama pada 2018 mengingatkan jajarannya terhadap pekerjaan rumah yang harus terus diselesaikan. Di antaranya yakni menurunkan indeks kemiskinan, meskipun data dari BPS ketimpangan nasional turun hingga 0,52 persen.
Tak hanya itu, Jokowi juga meminta agar pemerintah fokus pada peningkatan sumber daya manusia baik melalui pelatihan dan juga pendidikan ketrampilan. Pelatihan ketrampilan di sekolah pun juga perlu tersambung dengan dunia kerja dan kebutuhan industri. Sebab, dengan perbaikan mutu SDM maka bisa berdampak pada penurunan kemiskinan dan menyempitkan kesenjangan sosial.
Presiden pun meminta agar jajarannya segera mengeksekusi program dan kegiatan kerja yang telah direncanakan. "Saya ingin mengulangi jangan sampai kebiasan-kebiasaan lama, yang rutinitas, yang monoton, yang business as usual harus kita buang," kata Jokowi.