EKBIS.CO, CARACAS -- Presiden Venezuela Nicolas Maduro telah memerintahkan pemerintahannya merilis 100 juta unit uang digital, petro. Petro akan divaluasi berdsarkan harga minyak per barel yang saat ini di kisaran 60 dolar AS.
Dengan melemahnya bolivar, Presiden Maduro meminta pemerintahannya merilis uang kriptik baru yang akan jadi uang pertama yang disandarkan pada aset riil utama Venezuela, minyak. Sekitar 100 juta unit petro kini telah berputar di Venezuela.
''Saya sudah memerintahkan 100 juta unit petro dilepas dengan sertifikat legal di Venezuela dan ini akan membantu legalisasi kepemilikan aset berupa minyak,'' kata Madura dalam sebuah wawancara televisi seperti dikutip Deustche Welle akhir pekan lalu.
Maduro mengatakan petro akan membantu negara produsen minyak tersebut menghambat tirani dolar dan membantu Velezuela melalui sanksi internasional. Meskipun, harga minyak dibanderol dan diperdagangkan menggunakan dolar AS.
Maduro dan beberapa petinggi kepercayaannya masuk dalam daftar hitam Washington dan Venezuela dilarang menerbitkan obligasi berbasis minyak.
Petro sendiri akan diluncurkan secara resmi pada 14 Januari 2018 dan akan mulai dijual sepekan kemudian. Maduro berjanji, tiap unit petro akan disandarkan pada minyak yang pekan lalu harganya sekitar 59,07 dolar AS per barel. Berdasarkan itu, nilai petro yang diluncurkan akan mencapai 5,9 miliar dolar AS.
Maduro mengatakan, petro merupakan satu dari beberapa program dalam kerangka rencana yang Venezuela sebut sebagai Orinoco Belt. Meski demikian optimisme, rencana Maduro ini menuai ejekan dari kubu oposisi.
Rencana ini mereka nilai percuma dan tidak membantu Venezuela yang tengah menderita akibat inflasi tinggi dan langkanya bahan pangan akibat salah kelola oleh pemerintah. Beberapa analis menyatakan investor sendiri kurang yakin dengan kebijakan sosialis Maduro yang bulan lalu mengajukan restrukturisasi utang luar negeri.
Menurut OPEC, Venezuela memiliki cadangan minya terbesar di dunia. Tak heran bila 95 persen pendapatan Venezuela bersumber dari ekspor minyak.
Meski begitu, ekonomi Venezuela masih terjebak dalam krisis. Pemerintah dituding memperparah kondisi dengan menggarap program sosial ekstra longgar dan bersikukuh menyebut program ini bagian dari upaya reformasi meski menyakitkan di awal.