EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah sedang melakukan kajian dan mempertimbangkan keterlibatan perusahaan mesin asal Korea Selatan, Hyundai, untuk mendukung mesin LRT. Luhut menjelaskan keterlibatan Hyundai tak akan sepenuhnya, untuk gerbong dan rel dari LRT sendiri tetap akan di pasok dari PT INKA.
Luhut menjelaskan, keterlibatan Hyundai selain mennopang mesin LRT, juga mendampingi INKA dalam proses pembuatan badan kereta. Sebab, badan kereta juga perlu disesuaikan dengan ukuran dan sistem mesin yang dimiliki oleh Hyundai.
"Kemarin saya sudah lihat. Mereka punya bagus. Tapi kita juga gak mau semua semua Hyundai. Selagi kita bisa buat sendiri ya kita buat, agar meningkatkan local content. Tapi soal mesin dan beberapa komponen kita masih impor. Ini kita coba komunikasikan," ujar Luhut di Kantornya, Senin (8/1).
Luhut berharap INKA bisa menyelesaikan studi terkait kebutuhan mesin dan apa yang bisa diproduksi dalam negeri. Luhut mentargetkan dalam bulan ini finalisasi gerbong LRT sudah bisa dilakukan, agar bisa mengejar target operasi pada April tahun depan."Segera ini. Bulan ini harus final, karena kalau tidak ga memenuhi target april 2019," ujar Luhut.
Selain Hyundai, Luhut juga mengakui bahwa ada nama investor lain seperti perusahaan asal Kanada, Bombardier. Kata Luhut, Bombardier juga memiliki teknologi yang sama dengan Korea. Hanya saja, yang akan dipilih oleh pemerintah adalah pihak yang mau melakukan transfer knowledge agar kedepan Indonesia bisa memproduksi itu sendiri.
"Ada dua pilihan. Bombardier dan Hyundai. Tapi Hyundai ini dekat dengan kita, teknologinya lumayan bagus, kita consider pakai itu. Karena saya pribadi sudah lihat juga," ujar Luhut.