EKBIS.CO, JAKARTA -- Harga bawang merah di tingkat petani anjlok hingga Rp 4.000 per kilogram (kg). Hal ini karena adanya kelebihan (over) produksi akibat pertanaman dua bulan lalu.
Direktur Jenderal Horikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Spudnik Sujono mengatakan, panen yang terjadi di Brebes bertepatan dengan panen raya di wilayah Cirebon, Pati dan Demak. "Produksi bawang merah Januari ini cukup tinggi," katanya saat ditemui di Kantor Direktorat Jenderal Kementan, Selasa (9/1).
Spudnik menambahkan, harga bawang merah di Brebes telah naik menjadi Rp 7.000 per kg, masih di bawah BEP. Kelebihan produksi ini, lanjut dia, bukan berarti pemerintah dalam hal ini Kementan tidak melakukan perhitungan kebutuhan dengan pertanaman. Semua telah dilakukan hanya saja penanaman seharusnya tidak dilakukan secara serempak.
"Ada perbedaan paling tidak seminggu, dua minggu hingga sebulan sehingga pasokan tersedia terus tiap waktu dan tidak berlebih," ujar dia.
Namun, menjelang adanya dua hari besar pada Desember yakni Natal dan Tahun Baru membuat petani berpikian sama untuk melakukan pertanaman bawang merah. Menurutnya, petani itu sederhana dengan naluri penanaman untuk memenuhi kebutuhan hari besar.
Sebaliknya, harga bawang merah di pasar justru meroket tajam. Padahal di Pasar Induk Kramat Jati, harga bawang merah sebesar Rp 11 ribu per kg. Ia melanjutkan, seharusnya ada regulasi atau kontrol di pasar untuk membatasi keuntungan pedagang. Misalnya, dengan harga bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati Rp 11 ribu per kg pedagang maksimal menjual bawang merah Rp 18 ribu per kg, dengan Rp 7.000 per kg yang merupakan risiko.
"Sekarang selisihnya minimal 300 persen," ujarnya.
Berdasarkan data Kementan per 8 Januari 2018, harga terendah bawang putih yakni Rp 6.000 per kg (Tegal) dan harga tertinggi yakni Rp 20 ribu per kg (Agam dan Aceh Tengah). Itu artinya, harga rata-rata bawang merah secara nasional Rp 11.365 per kg.