Selasa 16 Jan 2018 19:14 WIB

Sri Mulyani: Bunga Kredit Ultra Mikro akan Diperkecil

Red: Nur Aini
Menteri Keuangan Sri Mulyani usai penandatanganan Surat Keputusan Bersama (SKB) di Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan kebudayaan, Jakarta, Senin (18/12).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Menteri Keuangan Sri Mulyani usai penandatanganan Surat Keputusan Bersama (SKB) di Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan kebudayaan, Jakarta, Senin (18/12).

EKBIS.CO, BELAWAN -- Pemerintah berupaya memperkecil suku bunga Kredit Ultra Mikro untuk semakin memberi manfaat besar kepada nasabah di tengah anggaran untuk kredit itu diperbesar.

"Diakui suku bunga UMi (Ultra Mikro) sedikit lebih besar dari kredit lainnya seperti KUR (Kredit Usaha Rakyat) yang sebesar sembilan persen, karena ada biaya pendamping dari pemberi kredit. Ini salah satu yang sedang dipikirkan/dievaluasi," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Belawan, Selasa (16/1).

Dia mengatakan itu usai meninjau dan berdialog dengan para nasabah penerima Kredit UMi dari PT Pegadaian dan PT Penanaman Modal Madani di kawasan Belawan. Menurut Menkeu, hasil evaluasi terhadap Kredit UMi yang diuji coba pada 2017, kredit itu sangat bermanfaat bagi masyarakat.

Oleh karena itu, maka pada 2018, pemerintah menaikkan anggaran Kredit UMi dari APBN menjadi sebesar Rp2,5 triliun dari Rp1,5 triliun di 2017. Progran UMi, ujar Sri Mulyani, memang hadir untuk membantu masyarakat yang selama ini sulit mendapatkan akses terhadap permodalan dengan bunga rendah.

Langkah itu dilakukan pemerintah karena selama ini banyak usaha ultra mikro yang memperoleh melalui sumber permodalan dari rentenir dan sebagainya dengan bunga cukup besar sehingga menyulitkan pengusaha. "Pemerintah merasa semakin menilai UMi itu perlu ditingkatkan karena melihat masyarakat yang menerima kredit adalah untuk membantu perekenomian keluarga," katanya.

Upaya untuk membantu perekonomian keluarga itu dinilai sesuatu yang sangat luar biasa karena bukan hanya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga bisa mendorong perekonomian daerah/nasional. "UMi memberikan 'feed back' yang positif dimana masyarakat yang meminjam, kebanyakan bisa melakukan pembayaran secara lancar," katanya. Sri Mulyani menegaskan, pembayaran yang lancar akan sangat menguntungkan masyarakat, karena kredit tu merupakan dana bergulir.

Nasabah Kredit Ultra Mikro PT Pegadaian, Siti Khadijah mengaku, pinjaman walau hanya maksimal Rp10 juta itu sangat berarti bagi usaha pembuatan ikan asin keluarganya. "Kalau dapat kredit, jumlah ikan yang bisa dibeli bisa semakin banyak sehingga keuntungan semakin besar pula," katanya.

Dia memberi contoh, sebelum mendapat kredit dari Pegadaian, mereka hanya bisa membeli rata-rata 100-200 kg per masing-masing jenis ikan per hari. Sementara dengan ada kredit, bisa menjadi rata-rata 500 kg. "Semakin merasa diuntungkan karena selain mudah mendapatkannya juga bunga kreditnya lebih rendah dibandingkan kalau minjam ke rentenir," katanya.

Dia mengaku untuk mendapatkan kredit ultra mikro Pegadaian, hanya dibutuhkan alamat jelas dan ada usaha yang jelas juga.

Pada 2017, dia mengaku mendapat pinjaman Rp 10 juta dan dengan banyak stok, perputaran uang usaha ikan asin yang sudah dilakukan suaminya sejak 1998 itu semakin cepat dan besar. "Alhamdulillah belum pernah nunggak cicilan per bulannya," katanya, tanpa menyebutkan bunga kredit UMi itu dengan alasan tidak ingat pasti.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement