EKBIS.CO, JAKARTA -- Survei Perbankan yang dilakukan Bank Indonesia menunjukkan, pada November 2017, penyaluran pembiayaan perbankan syariah mencapai Rp 277,6 triliun, atau sekitar 6,0 persen dari total penyaluran kredit bank umum. Pada periode tersebut, pertumbuhan pembiayaan bank syariah sebesar 15,0 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan 14,9 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Agusman, mengatakan, pada kuartal IV-2018, Indeks lending standar perbankan syariah sebesar 8,3, atau termasuk lebih ketat dibandingkan kuartal sebelumnya (indeks > 0). Meski demikian, Indeks lending standar perbankan syariah tersebut masih lebih rendah dibandingkan 14,4 pada bank umum.
"Hal tersebut mengindikasikan kebijakan penyaluran pembiayaan yang dilakukan oleh perbankan syariah tidak seketat yang dilakukan perbankan secara umum," kata dia dalam siaran pers Laporan Survei Perbankan Kuartal IV-2017, Selasa (16/1).
Pada kuartal I-2018, kebijakan pengetatan penyaluran pembiayaan perbankan syariah diperkirakan relatif sama dengan kuartal sebelumnya, yang tercermin dari indeks lending standar sebesar 8,3. Indeks lending standar untuk sebagian besar jenis pembiayaan relatif sama dengan kuartal sebelumnya, kecuali untuk Pembiayaan Kemilikan Rumah (PPR)/ Pembiayaan Kepemilikan Apartemen (PPA) yang mengalami penurunan dari 4,3 menjadi 2,7 pada kuartal I-2018.
Kebijakan penyaluran pembiayaan perbankan syariah yang akan diperlonggar adalah aspek bagi hasil pembiayaan, tercermin dari indeks sebesar -19,5, lebih rendah dibandingkan -1,6 pada kuartal sebelumnya. Selain itu, kebijakan terkait jangka waktu pembiayaan dan persyaratan pembiayaan juga diperkirakan tidak seketat kuartal IV-2017. Hal itu terindikasi dari penurunan masing-masing indeksnya dari 4,3 menjadi 3,0 dan dari 2,3 menjadi 0,7 pada kuartal I-2018. "Pelonggaran kebijakan penyaluran pembiayaan tersebut terutama dipengaruhi oleh perkiraan kondisi ekonomi yang lebih baik, penurunan risiko penyaluran pembiayaan, dan rencana penambahan modal bank," jelasnya.
Direktur Distribution and Services PT Bank Syariah Mandiri, Edwin Widjajanto, mengatakan, Rencana Bisnis Bank (RBB) BSM untuk 2017 semuanya bisa dicapai. "Tapi angkanya saya belum bisa ngasih. Pencapaian kita untuk sisi pembiayaan kalau tidak salah mungkin 9 persen. Karena angkanya masih nunggu dari kantor akuntan publik," kata Edwin kepada wartawan di Jakarta, Rabu (17/1).
Edwin menambahkan, target RBB tahun 2018 baru saja diajukan ke OJK serta belum diputus pemegang saham. Namun, dari sisi prospek, Edwin optimistis tahun ini masih tumbuh. Bahkan, diharapkan pertumbuhan tahun ini lebih tinggi dari 2017. "Tapi kita memang fokus ke ritel masuk ke segmen korporasi murni. Sama strategi 2018 dengan 2017," ujarnya.