EKBIS.CO, BEIJING -- Induk perusahaan Google, Alphabet Inc, telah menyetujui kesepakatan lisensi paten dengan Tencent Holdings Ltd. Kesepakatan tersebut merupakan suatu cara untuk memperluas bisnis Google di Cina, sebab banyak dari produknya seperti app store, mesin pencari dan layanan email, diblokir oleh pihak regulator.
Perusahaan teknologi AS juga telah menandatangani perjanjian serupa sebelumnya dengan Samsung Electronics, LG Electronics dan Cisco Systems Inc. Namun kesepakatan yang dilakukan dengan Tencent merupakan kesepakatan yang pertama dengan perusahaan teknologi raksasa milik Cina.
Google sebelumnya mengatakan, kesepakatan tersebut mengurangi potensi litigasi atas pelanggaran paten. Kesepakatan dengan media sosial milik Cina dan perusahaan game, Tencent mencakup berbagai produk dan membuka jalan untuk kolaborasi teknologi di masa depan.
Tencent mengontrol sosial media utama dan aplikasi pembayaran di Cina, WeChat, yang memiliki hampir satu miliar pengguna. Perusahaan tersebut juga juga mengawasi salah satu toko aplikasi atau app store terpopuler di negara tersebut dan menjadi tuan rumah platform game dan livestream terbesar di Cina.
Google belum mengungkapkan berapa besar lingkup kesepakatan paten yang baru tersebut. Sementara Tencent juga belum menanggapi terkait produk yang akan tercakup dalam kesepakatan tersebut.
"Dengan bekerja sama (dengan Tencent) dalam kesepakatan seperti ini, perusahaan teknologi dapat fokus untuk membangun produk dan layanan yang lebih baik bagi penggunanya," kata kepala paten Google, Mike Lee seperti yang dilansir di Reuters, Jumat (19/1).
Tahun lalu, Google telah mengindikasikan bahwa pihaknya ingin meningkatkan kehadirannya di tengah ketatnya persaingan pasar di Cina. Hal tersebut dilakukan dengan diluncurkannya laboratorium penelitian AI (Artificial intelligence atau kecerdasan buatan) lokal, memperkenalkan versi aplikasi terjemahan dan melakukan perluasan ke kota-kota baru.
Perusahaan tersebut mengumumkan, bulan ini mereka telah berinvestasi di aplikasi game livestream Cina, Chushou, yang mirip dengan layanan live streaming Google sendiri. Pada Desember, CEO Google Sundar Pichai juga berbicara di sebuah konferensi di Cina, yang diselenggarakan oleh Administrasi Cyberspace Cina, yang mengawasi penyensoran di negara tersebut.