EKBIS.CO, BANDUNG -- bank bjb bersama Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah meresmikan pembangunan delapan Ruang Kelas Baru (RKB) dan melakukan rehabilitasi pada tiga ruang kelas lainnya di SMA Negeri 9 Bandung.
Peresmian dilakukan di Kampus SMA Negeri 9 Kota Bandung, Jl. Suparmin No. 1A, Kota Bandung, Rabu (3/1). Pembangunan dua di antara RKB itu biayanya berasal dari dana CSR bank bjb, dan sisanya dari Dana Alokasi Khusus Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (DAK APBN).
Direktur Utama bank bjb Ahmad Irfan mengatakan bantuan pembangunan RKB dari bank bjb merupakan implementasi upaya ‘Membangun Indonesia Memahami Negeri’.
‘’Diharapkan dengan ruang kelas yang baik, maka akan meningkatkan peran serta generasi muda di masa mendatang. Sehingga akan memberikan kenikmatan pada generasi muda Indonesia dalam menuntut ilmu,’’ ujar Ahmad Irfan saat peresmian RKB.
Irfan mengatakan bahwa pemerintah tidak dapat bergerak sendirian. Untuk itu dibutuhkan gerakan civil society melalui peran tanggung jawab sosial perusahan sebagai bagian integral yang senantiasa menjalankan konsep triple bottom lines.
‘’Kami membangun Indonesia melalui dunia pendidikan. Sehingga apa yang kami bangun sekarang akan mendorong pembangungan Indonesia di masa mendatang," ujar Ahmad Irfan.
Sementara Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan yang akrab disapa Aher mengungkapkan, pihaknya terus berupaya memperbaiki kualitas pendidikan, termasuk kualitas dan kesejahteraan tenaga pendidik. Salah satu persoalan yang terus diselesaikan adalah pembangunan ruang kelas.
‘’Jawa Barat termasuk provinsi dengan lompatan pembangunan ruang kelas paling besar di Indonesia. Dalam 10 tahun, pembangunan SD dan SMP kurang lebih 15 ribu ruang kelas,” kata Aher.
Kepala Sekolah SMA Negeri 9 Kota Bandung Agustia Mulyadi menambahkan, pada 2016, gedung sekolah SMA Negeri 9 Kota Bandung rusak diterjang banjir. Saat itu, tembok pembatas sekolah jebol.
Tujuh ruang kelas dan perpustakaan tergenang air. Sementara 35 unit komputer terendam dan ribuan buku hancur, serta dokumen-dokumen penting milik sekolah hilang. Beberapa hari setelah peristiwa itu, atas kerjasama semua pihak, tembok pembatas sekolah dibangun kembali.
Sejak itu, pihak sekolah berupaya agar musibah yang sama tidak terulang kembali. Salah satu upaya yang dilakukan, gedung sekolah kini ditinggikan.
‘’Dengan berbekal sisa anggaran Rp 150 juta pada bulan April 2017, kita lakukan peletakan batu pertama ruang kelas ini,” tutur Agustia. Hampir dua tahun ini, gedung sekolah yang sempat rusak itu telah berfungsi kembali. ril