EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) menyampaikan bahwa obligasi global berdenominasi rupiah (Komodo Bonds) yang diterbitkan perseroan mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed hingga hampir 250 persen persen atau Rp 13 triliun.
"Hal itu menunjukkan kekuatan profil risiko WIKA serta minat para investor global untuk berinvestasi di sektor infrastruktur Indonesia," kata Direktur Utama WIKA, Bintang Perbowo dalam keterangan resminya di Jakarta, Kamis (25/1).
Bintang Perbowo mengemukakan Komodo Bonds perseroan mendapat peringkat Ba2 dari Moody's dan BB dari Fitch Ratings dengan outlook stabil itu dibukukan at par dengan kupon obligasi 7,70 persen per tahun setelah melalui tahap penawaran awal pada tingkat kupon 8 persen.
"Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan Kemenko Perekonomian, Bank Indonesia, Kementerian Keuangan serta Kementerian BUMN dan seluruh pihak yang telah mendukung keberhasilan WIKA dalam transaksi Komodo Bonds ini," katanya.
Dalam aksi korporasi itu, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk membukukan transaksi senilai Rp 5,4triliun. Komodo Bonds tersebut berstatus Senior Unsecured Fixed Rate Notes dengan periode tiga tahun.
Bintang Prabowo menyampaikan bahwa profil investor global yang berminat terhadap Komodo Bonds WIKA sejumlah 67 persen berasal dari Asia, 13 persen dari Eropa dan Timur Tengah, 10 persen dari Amerika Serikat, dan 10 persen dari investor dalam negeri Indonesia.
Ia menilai para investor yang berinvestasi di Komodo Bonds melihat bahwa keberhasilan transaksi Komodo Bonds WIKA membuka jalan bagi berbagai BUMN lain untuk menerbitkan Komodo Bond sebagai sumber pendanaan alternatif. "Para investor global berharap bahwa lebih banyak lagi BUMN dapat menerbitkan instrumen investasi ini untuk mendongkrak likuiditas serta minat para investor global terhadap Komodo Bonds," ujarnya.
Komodo Bonds WIKA, akan mengalami settlement pada 31 Januari 2018 ini didaftarkan di Bursa Efek London (LSE-ISM) dan Bursa Efek Singapura (SGX-ST).