Kamis 25 Jan 2018 17:30 WIB

Dilarang di Indonesia, Begini Sistem Kerja Bitcoin

Bitcoin merupakan salah satu mata uang virtual yang menggunakan teknologi blokchain.

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Nidia Zuraya
Bitcoin
Foto: VOA
Bitcoin

EKBIS.CO, JAKARTA -- Mata uang virtual Bitcoin menyita perhatian masyarakat Indonesia belakangan ini. Polemik muncul karena terjadi pro dan kontra terkait penggunaan Bitcoin.

Sejumlah pihak bisa mendapatkan kemudahan bertransaksi dengan alat tukar tersebut dan bahkan mencoba berinvestasi. Meski begitu, Bank Indonesia segera menerbitkan larangan mengingat penggunaan Bitcoin memiliki risiko tinggi.

Lalu, seperti apa sistem kerja Bitcoin itu?

Kepala Bidang Stabilitas Sistem Keuangan Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Deni Ridwan mengatakan, Bitcoin merupakan salah satu bentuk virtual currency atau cryptocurrency yang menggunakan teknologi Blockchain.

photo
Bitcoin.
Saat ini telah terdapat 1.490 mata uang virtual di seluruh dunia.

Deni menjelaskan, dua pihak yang ingin bertransaksi masing-masing akan menyerahkan private key dan public key melalui aplikasi ke jaringan Bitcoin. Setelah itu, akan muncul peringatan dalam sistem yang memberi tahu para penambang atau miner bahwa sedang terdapat transaksi.

Penambang kemudian melakukan verifikasi dan membuat satu blok tersendiri yang berisi ribuan transaksi. Blok tersebut dienkripsi sehingga memiliki tingkat keamanan yang tinggi. Setelah itu, blok tersebut akan masuk ke dalam sistem dan para penambang akan mencoba mencocokkan.

"Jadi di situ ada sistem seperti orang memecahkan teka-teki yang berupa algoritma," kata Deni.

Penambang kemudian akan melakukan validasi dari transaksi tersebut. Penambang yang paling cepat bisa memecahkan algoritma akan mendapatkan koin.

"Kalau dulu koin itu hanya bisa untuk beli pizza sekarang bisa untuk membeli mobil keluaran terbaru," ujar Deni.

Ia mengaku, sampai saat ini terbukti sistem tersebut cukup kuat dan sulit untuk diretas. Menurutnya, dari sisi transaksi sistem pembayaran hal itu menawarkan terobosan teknologi yang gemilang.

"Jadi secara ringkas seperti itu. Ada transaksi, kemudian ada para miner yang diberikan insentif berupa koin untuk memverifikasi transaksi. Dari sisi transaksi ini cukup oke," tutur Deni.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement