EKBIS.CO, NEW YORK -- Harga minyak dunia berakhir lebih rendah pada Kamis (25/1) atau Jumat (26/1) pagi WIB, setelah menyentuh harga tertinggi sejak Desember 2014. Minyak mentah AS sempat naik menjadi 66,66 dolar AS per barel sebelum merosot kembali di bawah 66 dolar AS, sementara minyak mentah Brent, patokan minyak internasional, mencapai 71,28 dolar AS per barel dalam perdagangan intraday.
Para ahli mengatakan perdagangan dolar AS berada di belakang sesi yang fluktuatif. Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya, turun ke tingkat 88,438, terendah dalam sekitar tiga tahun terakhir, setelah Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin pada Rabu (24/1) mengatakan bahwa negaranya menyambut baik pelemahan mata uang dolar.
Indeks dolar AS kemudian meningkat menjadi 89,379 pada akhir perdagangan Kamis (25/1) atau Jumat (26/1) pagi WIB setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan kepada CNBC dalam sebuah wawancara eksklusif bahwa pada akhirnya ia ingin melihat dolar AS yang lebih kuat dan komentar Mnuchin telah keluar dari konteksnya. Dolar yang lebih kuat membuat komoditas-komoditas yang dihargakan dalam dolar AS kurang menarik bagi pemegang mata uang lainnya.
Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret, turun 0,10 dolar AS menjadi menetap di 65,51 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara itu, patokan AS, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Maret, turun 0,11 dolar AS menjadi ditutup pada 70,42 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.