EKBIS.CO, PAINAN -- Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat, membuka kesempatan seluas-luasnya kepada investor baik dalam maupun luar negeri berinvestasi di Kawasan Wisata Bahari Terpadu (KWBT) Mandeh.
"Untuk mengembangkan Kawasan Mandeh, kami membutuhkan investor yang serius, bukan yang iseng-iseng," kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Pesisir Selatan Suardi di Painan, Ahad (28/1).
Hal tersebut dikatakannya menanggapi beberapa investor yang mengungkapkan kesanggupannya mengelola Kawasan Mandeh, tetapi tidak berlanjut. Menurut Suardi, pelbagai kemudahan akan ditawarkan kepada investor yang serius di antaranya kemudahan pengurusan izin, pengurusan izin bisa dilakukan secara online dan izin yang diterbitkan gratis kecuali izin mendirikan bangunan (IMB).
Hal tersebut ditawarkan, ujarnya, agar investor tidak merasa terbebani dengan berbagai seluk beluk pelayanan. "Dengan adanya investor yang mengelola Kawasan Mandeh tentu saja pengembangan kepariwisataannya akan lebih terarah dan pastinya akan berdampak kepada perekonomian masyarakat sekitar," ujarnya.
Ia menambahkan, beberapa pulau di Kawasan Mandeh yang bisa dikelola di antaranya Pulau Bintagor dengan luas 37 hektare, Pulau Pagang 32 hektare, Pulau Ular satu hektare, dan Pulau Marak 256 hektare. Selanjutnya, Pulau Cubadak 705 hektare, Pulau Taraju tiga hektare, Pulau Setan satu hektare, Pulau Sironjong Kaciak tiga hektare, dan Pulau Sironjong Gadang 25 hektare.
Ia mengatakan di lokasi, investor bisa mengembangkan berbagai wahana pariwisata, penginapan, dermaga bahkan juga bisa membuat restoran terapung. Sementara Bukit Ameh memiliki luas 1.340 hektare dan sekitar 400 hektare saat ini dalam tahap pembebasan lahan. Di lokasi investor bisa membangun hotel berkelas internasional, lapangan golf, restoran, dan lainnya.