EKBIS.CO, SEMARANG -- Menyusul kosongnya stok bahan bakar minyak (BBM) di Karimunjawa --akibat gelombang tinggi di perairan utara Jawa Tengah-- pihak Pertamina mengakui, kapal pengangkut BBM Pertamina tertahan 10 hari di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang.
Baik pihak Syahbandar Pelabuhan Tanjung Emas maupun Pelabuhan Karimunjawa untuk semengara belum memberikan izin berlayar bagi kapal pengangkut BBM ini, akibat gelombang laut Jawa yang masih ekstrem.
"Kapal pengangkut BBM untuk Karimunjawa sudah tertahan 10 hari dan ini untuk keamanan dan keselamatan pelayaran," ungkapPjs Unit Manager Communication and CSR Pertamina MOR IV Semarang, Muslim Dharmawan yang dikonfirmasi Selasa (30/1).
Menurutnya, kapal pengangkut BBM Pertamina hingga saat ini masih dilarang untuk berlayar menuju Karimunjawa. Larangan dari otoritas kesyahbandaran ini dilakukan seiring kondisi cuaca yang sangat buruk dengan gelombang laut yang tinggi di peairan laut Jawa.
Sebenarnya kapal Pertamina pengangkut BBM ke Karimunjawa ini sudah siap dari beberpa waktu lalu untuk mengirimkan BBM jenis Pertalite, Bio solar dan Dexlite. Namun, kapal dengan muatan BBM masing-masing 25 Kilo Liter (KL).
Namun demi keamanan dan keselamatan pelayaran, kapal ini belum mendapatkan ijin dari otoritas pelabuhan. "Akibatnya pengiriman BBM ke Karimunjawa belum dapat dilakukan," jelas Muslim.
Kendati begitu, Pertamina berjanji jika izin berlayar diberikan, BBM yang sempat tertahan tersebut akan segera dikapalkan ke Karimunjawa. "Jadi, ini adalah Force Major bukan karena kami tidak siap memasok BBM," tegasnya.
Muslim juga menyampaikan, Pertamina tetap memegang komitmen terkait dengan kebijakan Pemerintah mengenai BBM satu harga. Dengan begitu, sudah menjadi kewajiban Pertamina memenuhi kebutuhan Energi masyarakat, dalam hal ini BBM.
Pertamina juga memohon masyarakat Karimunjawa untuk bersabar dan dapat memaklumi kondisi cuaca serta gelombang laut yang belum berdahabat ini. "BBM kebutuhan di Karimunjawa bakal segera dikapalkan jika pelayaran benar- benar sudah aman," tandasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, stok BBM di Kepulauan Karimunjawa sudah habis, akibat dampak gelombang tinggi di perairan utara Jawa Tengah (Laut Jawa). Pasokan BBM jenis Pertalite dan Solar terakhir diterima pada 13 Desember 2017. BBM untuk nelayan masih tersedia dengan stok terbatas. Sedangkan untuk angkutan di darat sudah habis.