Kamis 01 Feb 2018 16:25 WIB

Harga 3 Komoditas Pangan Anjlok, Mentan Ingin Bulog Serap

Bawang merah akan diekspor.

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nur Aini
Pekerja menyortir bawang merah hasil panen di desa Widasari, Indramayu, Jawa Barat, Selasa (17/10). Sejak sepekan terakhir harga bawang merah di tingkat petani anjlok dari harga Rp15.000 per kilogram menjadi Rp9.000 per kilogram.
Foto: Dhedez Anggara/Antara
Pekerja menyortir bawang merah hasil panen di desa Widasari, Indramayu, Jawa Barat, Selasa (17/10). Sejak sepekan terakhir harga bawang merah di tingkat petani anjlok dari harga Rp15.000 per kilogram menjadi Rp9.000 per kilogram.

EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Pertanian akan mendorong penyerapan produksi pertanian khususnya bawang merah, jagung, dan beras yang harganya saat ini jatuh.

"Tiga-tiganya diserap, kita sepakat serahkan. Kita dorong Bulog (untuk menyerap)," ujar Menteri Pertanian Amran Sulaiman di Hotel Borobudur, Kamis (1/2).

Ia mengatakan, berdasarkan rapat koordinasi terbatas, pihaknya komitmen mulai Februari, Januari, dan Juni agar Bulog menyerap 2,2 juta ton beras. "Ini kita kerja bersama dengan Kementan, BUMN, Kemendag," kata dia.

Untuk beras di luar kualitas yakni dengan kadar air 30 persen akan tetap diserap Bulog sesuai HPP melalui fleksibilitas yang ditetapkan 2017 lalu. Dengan begitu tidak ada celah bagi petani untuk rugi karena pemerintah terus berupaya melindungi petani.

Terkait harga bawang merah yang anjlok, Kementan sepakat menyerap sebanyak-banyaknya. "Dan kita berusaha ekspor. Itu harga Rp 15 ribu per kg, itu kesepakatan kita," ujarnya.

Sementara harga bawang di pasar kini berada di posisi Rp 6.000 hingga Rp 7.000 per kg. Sementara disparitas di pasar masih ada sebesar 200 persen.

Hal ini dinilainya perlu ditanggapi dengan melakukan ekspor. Sejauh ini ekspor bawang merah sudah dilakukan ke enam negara. Begiti juga dengan jagung yang berpotensi diekspor ke negara tetangga. Bahkan Malaysia membutuhkan 3 juta ton bawang merah.

Ke depannya, pemerintah akan mengembalikan kejayaan rempah-rempah. Komoditas tersebut merupakan komodita ekspor, selain sawit dan kopi. "Ini pala, cengkeh, kita dorong. Kembalikan kebangkitan itu. Indonesia dulu jaya karena rempah-rempah," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement