EKBIS.CO, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia pada kuartal IV 2017 tumbuh sebesar 5,19 persen (yoy). Dengan pencapaian ini, maka secara akumulatif, pertumbuhan ekonomi pada 2017 tercatat mencapai 5,07 persen.
Pencapaian pertumbuhan ekonomi 2017 ini menurut Kepala BPS Suhariyanto, masih dibawah target APBN-P 2017 sebesar 5,2 persen. "Tapi angka 5,07 persen ini merupakan yang tertinggi sejak 2014," kata Suhariyanto dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (5/2).
Suhariyanto merinci, konsumsi rumah tangga pada 2017 yang selama ini menyumbang kontribusi terbesar pada struktur Produk Domestik Bruto (PDB) mencatatkan pertumbuhan sebesar 4,95 persen (yoy). Porsinya terhadap pertumbuhan masih mencapai 56,13 persen.
Sementara itu, pertumbuhan ekspor tercatat memiliki performa paling baik yakni 9,09 persen dengan porsi 20,37 persen dari pembentuk PDB. "Dari sisi pengeluaran, seluruh komponen dari PDB tumbuh positif," ujar Suhariyanto.
Ia mengatakan, pertumbuhan ekonomi 2017 dipengaruhi oleh beberapa sentimen seperti harga komoditas migas dan nonmigas di pasar internasional pada kuartal IV 2017 secara umum mengalami peningkatan baik secara triwulanan maupun tahunan.
Selain itu, momentum pertumbuhan ekonomi global terus menunjukkan adanya peningkatan. Hal itu tampak dari perekonomian beberapa mitra dagang Indonesia yang tumbuh cukup kuat seperti Cina yang stagnan pada pertumbuhan 6,8 persen dari kuartal III ke kuartal IV 2017.
Kemudian, pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat menguat dari 2,3 persen pada kuartal III 2017 menjadi 2,5 persen pada kuartal IV 2017. Sementara, pertumbuhan ekonomi Jepang seperti diprediksi IMF menguat dari 1,5 persen pada kuartal III 2017 menjadi 2 persen pada kuartal IV 2017.
Ia mengaku, inflasi juga relatif terkendali sepanjang 2017. Seperti diketahui, tingkat inflasi pada 2017 adalah sebesar 3,61 persen dibandingkan tahun sebelumnya.