EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menyebutkan depresiasi nilai tukar rupiah pada hari ini, Kamis (8/2), yang menembus level Rp 13.600 per dolar AS masih tergolong dinamika normal. Menurut BI, hal tersebut terjadi karena pelaku pasar melakukan penyesuaian untuk menghadapi kenaikan suku bunga acuan The Federal Reserve yang diperkirakan terjadi Maret 2018.
"Itu hanya penyesuaian yang normal. Jika sekarang ekspetasinya adalah Maret, akan ada kenaikan tekanan di Februari," kata Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara di Jakarta, Kamis (8/2).
Berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang diumumkan BI, nilai tukar rupiah berada di posisi Rp 13.602 per dolar AS atau melemah 0,51 persen dibandingkan posisi Rabu (7/2) yang sebesar Rp 13.533 per dolar AS. Posisi itu juga mencerminkan pelemahan rupiah terdalam sejak awal 2018. Di pasar spot, pada Kamis (8/2) siang, rupiah berada di kisaran Rp13.608 per dolar AS.
Mirza mengatakan pelaku pasar saat ini memang mengubah ekspetasinya terhadap pergerakkan suku bunga Bank Sentral AS, Federal Reserve menjadi kenaikan 3-4 kali dari sebelumnya 2-3 kali pada tahun ini. Hal itu karena perbaikan data ekonomi makro AS, khususnya data ketenagakerjan yang disusul kenaikan ekspetasi inflasi dan juga imbal hasil obligasi pemerintah AS.
"Maka itu kami lihat karena ekspetasi pasar terhadap ekonomi AS cukup 'strong', maka ada penyesuaian yang kami lihat normal," ujarnya.