Ahad 18 Feb 2018 18:30 WIB

Pengusaha Tolak Rencana Cukai Plastik

Pengusaha menilai kebijakan cukai plastik tidak menumbuhkan sektor industri.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Dwi Murdaningsih
Wadah yang terbuat dari plastik. Ilustrasi
Foto: Dailymail
Wadah yang terbuat dari plastik. Ilustrasi

EKBIS.CO, JAKARTA -- Pengusaha menolak rencana pengenaan cukai plastik. Wakil Ketua Umum Asosiasi Industri Aromatik, Olefin, dan Plastik Indonesia (Inaplas) Budi Susanto Sadiman mengatakan, rencana pemerintah untuk menerapkan tarif cukai plastik akan berdampak pada situasi yang tidak kondusif bagi industri plastik, serta industri makanan dan minuman. Menurutnya, kebijakan ini justru tidak sejalan dengan upaya pemerintah untuk menumbuhkan sektor industri.

"Sangat tidak bermanfaat, apalagi dikategorikan cukai, disamakan dengan minuman keras atau rokok," ujar Budi kepada Republika.co.id, Ahad (18/2).

Budi menegaskan, asosiasi sudah sering diajak berbicara dan berdiskusi dengan pemerintah terkait rencana cukai tersebut. Setiap diskusi, asosiasi selalu menyatakan keberatan terhadap rencana cukai ini.

"Sudah sering (diajak diskusi) dan posisi kita keberatan," kata Budi.

Bahaya Tersembunyi di Balik Mainan Plastik Bekas

Menurut Budi, sebetulnya sudah ada studi dari Universitas Indonesia yang menghitung manfaat dan kerugian dari adanya cukai tersebut. Berdasarkan hasil studi tersebut tidak ada peningkatan penghasilan pemerintah dari cukai plastik.

Pemerintah justru kehilangan pendapatan dari PPn akibat penurunan volume penjualan dan biaya koleksi cukai yang besar. Budi menegaskan, pelemahan industri yang terjadi di 2017 akan semakin bertambah jika pemerintah tetap menerapkan cukai plastik.

"Adanya pelemahan bisnis tahun 2017 akan terasa adanya tambahan beban di tahun 2018 ini, kalau diterapkan cukainya, apalagi pemerintah sedang berusaha menggenjot pertumbuhan sektor industri," kata Budi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement