Senin 19 Feb 2018 05:59 WIB

BMT Sidogiri Targetkan Aset Rp 5 Triliun

Jumlah anggota BMT Sidogiri pada tahun 2017 mencapai 16.647 orang.

Red: Irwan Kelana
Suasana Rapat Anggota Tahunan (RAT) BMT Sidogiri yang digelar di Pasuruan, Ahad (18/2).
Foto: Dok BMT Sidogiri
Suasana Rapat Anggota Tahunan (RAT) BMT Sidogiri yang digelar di Pasuruan, Ahad (18/2).

EKBIS.CO, PASURUAN --  Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) BMT  UGT Sidogiri Indonesia – Pasuruan,  Jawa Timur,  menggelar acara Rapat Anggota Tahunan (RAT)  tahun 2017. Dalam RAT kali ini BMT UGT Sidogiri menargetkan aset untuk rencana kerja jangka menengah (2018 - 2020) mencapai Rp 5 triliun. Sedangkan untuk tahun buku 2017 aset BMT Sidogiri mencapai Rp 2,4 triliun.

Ketua pengurus koperasi UGT Sidogiri Indonesia, KH Mahmud  Ali Zain dalam sambutannya di acara RAT mengatakan, untuk mencapai target tersebut diperlukan kerja yang sangat keras bagi BMT Sidogiri. Untuk itu konsolidasi seluruh pengurus dan anggota untuk mencapai target itu selalu dilakukan. "Itulah target-target yang akan kita lakukan,"  kata Mahmud Ali  Zain dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Ahad (18/2).

Ia menambahkan, dalam perkembangan kinerja selama ini, BMT UGT Sidogiri Indonesia telah memiliki jaringan berupa kantor cabang di  49 provinsi dan satu di mancanegara yakni Malaysia. BMT tersebut pada  tahun 2017 memiliki jumlah anggota 16.647 anggota. Jumlah tersebut meningkatka dibandingkan  tahun 2016, yakni   16.010 anggota.

Dalam operasionalnya BMT UGT Sidogiri memberikan pelayanan berupa simpanan, pembiayaan dan layanan multi jasa. BMT UGT Sidogiri, kata KH Mahmud Ali Zain, terus memberikan keuntungan kepada para anggota. Bahkan dalam setiap RAT, BMT UGT Sidogiri selalu mematok sisa hasil usaha (SHU) sebesar 15 persen dan tidak pernah dibawah angka tersebut. "Itulah komitmen yang selama ini kami lakukan," paparnya.

Mahmud mengemukakan,   BMT UGT Sidogiri dalam operasionalnya bukan sekedar bisnis saja, tapi juga terlibat dalam program-program sosial.  Peran sosial itu antara lain mengumpulkan zakat, infak, dan sedekah.

 

Pada tahun 2016 BMT UGT Sidogiri mampu menghimpun zakat  Rp 8,5 miliar yang didistribusikan dalam bentuk zakat produktif dan konsumtif. Ia  berharap zakat tersebut akan semakin bertambah pada tahun-tahun berikutnya. Hal itu melihat dari potensi anggota dari BMT UGT Sidogiri yang selalu bertambah.

Untuk meningkatkan kinerja bisnisnya, BMT UGT Sidogiri  akan terus berinovasi dalam mengembangkan bisnisnya. Caranya antara lain  adalah  meningkatnya pelayanan dari segi IT.

BMT UGT Sidogiri menjalin kerja sama dengan bank BRI Syariah dalam sistem host to host dalam sistem IT. “Dengan demikian,  anggota BMT UGT Sidogiri bisa memiliki ATM BMT UGT dan bisa digunakan untuk transaksi di seluruh jaringan ATM BRI di seluruh Indonesia,” tuturnya.

 

Selain itu, terkait dengan pengembangan usaha, BMT UGT Sidogiri berinovasi bisnis dalam pembuatan penyertaan modal kerja (PMK). “Dengan adanya PMK inilah sektor - sektor riil yang ada di masyarakat bisa dijembatani oleh unit usaha yang dibuat oleh BMT UGT Sidogiri berdasarkan PMK dari para anggota tersebut,” paparnya.

Staf Ahli Kementerian Koperasi dan UKM, Untung Tri Basuki dalam kesempatan itu juga menegaskan bahwa RAT adalah sebuah proses ritualitas yang harus ditaati oleh tiap institusi bernama koperasi. Pada momentum tersebut,  semua pengurus yang mengoperasikan koperasi harus jujur dan memiliki komitmen tinggi dalam melaporkan apa yang dilakukan dalam mengelola koperasi.

 

Proses tersebut, yang selama ini terjadi di RAT BMT UGT Sidogiri yang melaporkan secara transparan. Hal ini menurutnya merupakan sebuah edukasi dalam berkoperasi.

Untung juga menjelaskan, bahwa literasi tentang berkoperasi selama ini sangat rendah. Hal ini tidak lepas dari pemahaman pemupukan modal yang hanya sekedar simpanan wajib dan simpanan pokok saja. Dengan demikian persepsi berkoperasi itu seperti orang berarisan. Padahal, menurut aturan dalam undang-undang tidak demikian. "Koperasi bisa melakukan pemupukan modal berupa penerbitan obligasi atau sukuk bahkan koperasi bisa menerbitkan PMK seperti yang dilakukan oleh BMT UGT Sidogiri," terang Untung.

Jika semua koperasi di Indonesia memahami literasi koperasi dengan baik, Untung berkeyakinan bahwa akan muncul koperasi-koperasi hebat seperti koperasi syariah BMT UGT Sidogiri di Tanah Air ini. “Tinggal bagaimana diri kita tak pernah lelah dalam melakukan edukasi dan  membuat kebijakan-kebijakan,” ujar Untung.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement