Selasa 27 Feb 2018 15:07 WIB

DPR Harap PLTGU Lombok Peaker Rampung Tepat Waktu

PLTGU Lombok Peaker ditargetkan beroperasi pada 2019 mendatang.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Budi Raharjo
Komisi VI DPR RI meninjau perkembangan pembangunan PLTGU Lombok Peaker di Mataram, NTB, Selasa (27/2).
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsi
Komisi VI DPR RI meninjau perkembangan pembangunan PLTGU Lombok Peaker di Mataram, NTB, Selasa (27/2).

EKBIS.CO, MATARAM -- Rombongan Komisi VI DPR RI meninjau proses Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Lombok Peaker yang berada di Desa Tanjung Karang, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Selasa (27/2). Belasan anggota Komisi VI DPR melihat secara langsung sejumlah perkembangan pembangunan PLTGU berkapasitas 150 MW dengan nilai investasi mencapai Rp 1,6 triliun.

Wakil Ketua Komisi VI DPR Bowo Sidik Pangarso mengatakan, kedatangan Komisi VI DPR RI ini untuk melihat meninjau secara langsung sejumlah perkembangan PLTGU Lombok Peaker. "Kunjungan kita ke Lombok, Mataram khususnya, untuk meninjau proyek PLN, yang 150 Mw ini kami ingin memastikan bahwa proyek ini berjalan lancar tepat waktu," ujar Bowo usai meninjau pembangungan PLTGU Lombok Peaker, Mataram, NTB, Selasa (27/2).

Bowo menyampaikan, PLTGU Lombok Peaker ditargetkan beroperasi pada 2019 mendatang. Menurut Bowo, kehadiran PLTGU Lombok Peaker sangat vital dalam pasokan kelistrikan di Pulau Seribu Masjid tersebut. "Apabila ini terjadi (rampung), 150 Mw pada 2019 bisa selesai, maka dijamin seluruh pasokan di Pulau Lombok termasuk ke Gili Air dan Trawangan juga akan tercover dan tidak akan ada pemadaman," ucap Bowo.

Bowo menyebutkan, sejak dilakukan peletakan batu pertama pada Oktober 2017, Komisi VI DPR RI melihat sudah tampak perkembangan pembangunan yang signifkan. Bowo berharap, ke depan jangan lagi menggunakan diesel, tapi lebih memanfaatkan bahan bakar yang lebih efektif.

"Saya ingin ini merekomendasikan agar ini (Lombok Peaker) tetap //disupport// dan betul-betul tepat waktu, harapan kami jangan sampai tidak tepat waktu," kata Bowo menambahkan.

Sebelumnya, pada 20 Oktober 2017, Menteri ESDM Ignasius Jonan, Menteri BUMN Rini Soemarno, Dirut PLN Sofyan Basyir, dan Sekretaris Daerah Pemprov NTB Rosiady melakukan peletakan batu pertama atau //groundbreaking// lima Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) dan 1 MPP yang tersebar di Nusa Tenggara dengan total kapasitas mencapai 350 MW, serta peresmian beroperasinya Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lombok Timur kapasitas 50 MW (2x25).

Direktur Utama PLN Sofyan Basir menjelaskan kondisi kelistrikan di Indonesia sekarang dalam keadaan yang cukup baik, karena tidak ada pemadaman akibat defisit daya pembangkit. Seluruh sistem besar kelistrikan PLN telah mengalami surplus, dan beberapa daerah mempunyai reserve margin lebih dari 30 persen.

"PLN saat ini siap melayani permintaan penyediaan tenaga listrik. Kami berharap agar ketersediaan daya yang cukup ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya, terutama oleh kalangan industri," ujar Sofyan di PLTGU Lombok Peaker, Mataram, NTB, Jumat (20/10).

Sofyan menyampaikan, program 35 ribu MW juga telah mengakomodir tumbuhnya kawasan ekonomi khusus (KEK) dan kawasan industri (KI). Ia mengharapkan dukungan kelistrikan ini mampu meningkatkan pertumbuhan industri dan juga membawa dampak posiify bagi perekonomian nasional.

Sofyan mengungkapkan, nilai total investasi dari seluruh proyek yang akan digroundbreaking dan diresmikan ini mencapai Rp 6 triliun serta dapat menyerap cukup banyak lapangan kerja. Dia mencontohkan, proyek PLTU Lombok Timur yang diresmikan telah menyerap 37 ribu pelanggan baru yang siap menikmati listrik PLN.

Sistem kelistrikan di Lombok saat ini sebesar 299 MW dengan beban puncak tertinggi sebesar 227 MW dan cadangan 72 MW. Sofyan juga mengapresiasi para pihak terlibat dalam pembangunan kelistrikan di Nusa Tenggara.

"Kami menyadari bahwa pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan Indonesia memerlukan dukungan banyak stakeholder," kata Sofyan menambahkan.

Berikut tujuh proyek pembangkit listrik yang digroundbreaking dan diresmikan hari ini:

1. Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Lombok Peaker

Kapasitas: 150 MW

Lokasi: Desa Tanjung Karang, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat

Investasi: Rp 1,6 triliun

Penyerapan tenaga kerja: 365 orang (fase konstruksi) dan 25 orang (fase operasi)

Commercial Operation Date (COD): Februari 2019

2. Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Bima

Kapasitas: 50 MW

Lokasi: Dusun Bonto, Kecamatan Asakota, Kota Bima Nusa Tenggara Barat

Investasi: Rp 637 miliar

Penyerapan tenaga kerja: 300 orang

Jadwal COD: Oktober 2018

3. PLTMG Sumbawa

Kapasitas: 50 MW

Lokasi: Desa Labuan Badas Kabupaten Sumbawa

Investasi: Rp 744 miliar

Penyerapan tenaga kerja: 285 orang

Jadwal COD: Oktober 2018

4. PLTMG Kupang Peaker

Kapasitas: 40 MW

Lokasi: Dusun Panaf, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang

Investasi: Rp 700 miliar

Penyerapan tenaga kerja: 300 orang

Jadwal COD: November 2018

5. Mobile Power Plant (MPP) Flores

Kapasitas: 20 MW

Lokasi: Dusun Rangko, Kecamatan Boleng, Kabupaten Manggarai Barat

Investasi: Rp 427 miliar

Penyerapan tenaga kerja: 210 orang (masa konstruksi) dan 25 orang (fase operasi)

6. PLTMG Maumere

Kapasitas: 40 MW

Lokasi: Desa Hoder, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka-Flores Nusa Tenggara Timur

Investasi: Rp 694 miliar

Penyerapan tenaga kerja: 285 orang

7. PLTU Lombok Timur

Kapasitas: 2x25 MW

Lokasi: Desa Padakguar, Kabupaten Lombok Timur

Investasi: Rp 1,2 triliun

Penyerapan tenaga kerja: 1.200 orang (fase konstruksi) dan 470 orang (fase operasi).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement