EKBIS.CO, JAKARTA – PT Kereta Api Indonesia (KAI) terus berikhtiar dalam mewujudkan target mencapai net zero emission (NZE). Di antara upaya-upaya yang dilakukan dan terbukti pemanfaatannya yakni implementasi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di stasiun yang mencatatkan penghematan hingga Rp 1 miliar.
“Dengan penggunaan PLTS, KAI berhasil menghemat listrik hingga 8 persen dari tagihan listrik bulanan selama periode November 2023 hingga Juni 2024 dengan total kontribusi penghematan sebesar Rp 1.011.590.730,” kata VP Public Relations KAI Anne Purba dalam siaran pers, Selasa (30/7/2024).
Menurut catatan KAI, saat ini terdapat 40 stasiun dan dua balai yasa yang telah dipasangi PLTS. Puluhan titik tersebut yakni Stasiun Pasarsenen, Tanjungpriok, Depok, Citayam, Jakartakota, Duri, Serpong, Parungpanjang, Cikini, Bogor, Gondangdia, dan Juanda. Lalu Stasiun Manggabesar, Sawahbesar, Cirebon, Cirebonprujakan, Brebes, Purwokerto, Kutoarjo, Kroya, Cilacap, Yogyakarta, Ketapang, Probolinggo, Jember, Rangkasbitung, Tangerang, dan Universitas Indonesia.
Selain itu juga Stasiun Cawang, Semarang Tawang Bank Jateng, Semarang Poncol, Tegal, Pekalongan, Solo Balapan, Madiun, Surabaya Pasarturi, Surabaya Gubeng, Malang, Bojonegoro, Wonokromo, serta Balai Yasa Manggarai dan Yogyakarta.
KAI berencana untuk terus menambah jumlah implementasi PLTS pada Bangunan Aset KAI (stasiun, kantor, depo, griya karya dan balai yasa). Pembangunan fasilitas-fasilitas itu dilakukan secara bertahap ke depan.
Anne menuturkan, selain implementasi PLTS, langkah-langkah lainnya dalam upaya menuju NZE adalah penggunaan bahan bakar yang efisien, program paperless, serta penggunaan peralatan yang lebih ramah lingkungan.
“Pada operasional dan sarana kereta, kami mengoptimalkan penggunaan bahan bakar B35 yang lebih bersih dan efisien untuk armada kereta, serta mengelola limbah secara berkelanjutan untuk mengurangi dampak termasuk penggunaan toilet ramah lingkungan. Salah satu bukti nyata pada komitmen ini, pada 22 Juli 2024, KAI telah menguji coba B40 pada KA Bogowonto,” terangnya.
Dalam pelayanan penumpang, lanjut Anne, KAI Group juga melakukan inovasi berupa program paperless dengan pengembangan aplikasi digital seperti Access by KAI dan boarding dengan face recognition. KAI juga mendukung cashless society dengan mengurangi penggunaan uang cash dan eticketing pada layanan commuter
Anne melanjutkan, dalam mendukung literasi dan edukasi yang lebih luas di bidang pelayanan, KAI Group juga menyiapkan water station untuk mengurangi penggunaan botol plastik pada pegawai dan pelanggan KA, yang ditargetkan dapat terlayani lebih dari 400 juta pada 2024. Layanan tersebut memungkinkan penumpang mengisi ulang air seperlunya selama di stasiun.
“Hadirnya dispenser merupakan langkah dari KAI untuk menerapkan kampanye ramah lingkungan. Setiap dispenser yang ditempatkan KAI menyediakan pilihan air panas, dingin, dan normal sesuai selera penumpang,” ujar dia.
Per Juli 2024, terdapat 22 stasiun yang menyediakan water station yaitu Gambir, Pasarsenen, Bandung, Kiaracondong, Cirebon, Cirebon Prujakan, Semarang Tawang Bank Jateng, Semarang Poncol, Purwokerto, Kutoarjo, dan Yogyakarta. Juga Stasiun Lempuyangan, Solo Balapan, Madiun, Kertosono, Kediri, Blitar, Surabaya Pasarturi, Surabaya Gubeng, Malang, Jember, dan Tanjungkarang.
Di beberapa stasiun terutama Commuter juga disiapkan parkir sepeda gratis dan pemisahan jenis sampah. Selain itu KAI juga menggalakkan penanaman pohon di berbagai area kerja juga menjadi salah satu program CSR yang terus dilakukan dengan tujuan menciptakan lingkungan yang bersih dan menangkal polusi udara. Hingga semester I 2024, KAI telah menanam total 2.238 pohon.