EKBIS.CO, JAKARTA -- Unit Usaha Syariah (UUS) Bank Tabungan Negara (BTN) menargetkan pertumbuhan penyaluran pembiayaan sebesar 17 persen (yoy) menjadi Rp 21,04 triliun sampai akhir 2018. Pertumbuhan pembiayaan tersebut akan berkontribusi terhadap peningkatan aset UUS BTN menjadi sekitar Rp 30 triliun atau naik 25 persen (yoy).
Direktur Konsumer Banking BTN, Budi Satria, mengatakan, KPR masih menjadi kontributor utama pada bisnis UUS BTN, dengan target pertumbuhan sebesar 16,94 persen dari realisasi 2017 yang mencapai Rp 12,7 triliun. Sementara pertumbuhan DPK ditargetkan sebesar 13 persen (yoy) menjadi Rp 21,2 triliun.
Realisasi KPR Syariah pada 2017 mencapai hampir 40 ribu unit. Jumlah ini terdiri atas KPR Syariah subsidi sebanyak 27 ribu unit, dan nonsubsidi sebanyak 9.000 unit. Total nasabah KPR Syariah di BTN mencapai 100 ribu nasabah. "Selama ini lebih banyak KPR Syariah yang subsidi, sekitar 70 persen subsidi dan 30 persen nonsubsidi," kata Budi Satria di sela-sela acara Developer Gathering UUS BTN, di Jakarta, Selasa (27/2).
Saat ini, penyaluran KPR subsidi sebagian besar masih di wilayah Jawa Barat dan sekitar Jabodetabek. Namun, daerah-daerah lain juga berkembang, seperti di Sumatra dan Kalimantan. Ke depan, KPR syariah nonsubsidi akan lebih didorong. Strateginya dari sisi volume, jika tahun-tahun sebelumnya plafon yang disalurkan sebesar Rp 140 juta per unit, maka sekarang di atas Rp 200 juta.
Menurut Budi, BTN terus mendorong agar porsi KPR Syariah meningkat dibandingkan konvensional. Namun, saat ini lebih banyak permintaan KPR konvensional daripada syariah.