EKBIS.CO, JAKARTA -- Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), Sofyan Basir berjanji tidak akan menaikan tarif listrik jika harga batubara masuk dalam angka keekonomian PLN. Sofyan menjelaskan salah satu faktor penentuan tarif listrik adalah harga bahan baku.
Sofyan menjelaskan dalam produksi listrik, komponen bahan baku menyedot 60 persen biaya produksi. Dengan alasan ini, Sofyan menilai PLN perlu mendapatkan harga bahan baku yang wajar dan bisa masuk dalam angka keekonomian PLN.
"Saya jamin. Janji. Tarif listrik tidak akan naik. Maka, PLN perlu bahan baku yang terjangkau. Karena 60 persen biaya produksi itu dari bahan baku," ujar Sofyan di Hotel Fairmount, Rabu (26/2).
Sofyan menjelaskan saat harga bahan baku yang sedang tinggi saat ini PLN kehilangan potensi keuntungan hingga Rp 20 triliun pada 2017 kemarin. Harga batubara yang hampir menyentuh 100 dolar per ton pada 2017 kemarin membuat PLN kesulitan dalam menjaga keuangan.
"Hampir 20 triliun, 2017 kemarin. Laba kami tinggal tiga sampai empat triliun-lah," ujar Sofyan.
Ia mengatakan, dalam memproduksi listrik untuk masyarakat memang PLN hingga kini masih bergantung pada bahan baku batubara karena merupakan bahan baku yang paling murah ketimbang energi lainnya. Meski begitu, PLN tak menampik jika dalam perjalanan waktu tingkat bauran energi selian batubara akan terus meningkat.
Sofyan mengatakan selain Batubara, PLN juga sangat terpengaruh dengan pergerakan harga BBM dan Gas sebagai salah satu sumber energi pembangkit. Hanya saja seperti BBM, kata Sofyan, meski sempat mengalami kenaikan namun dampaknya tidak separah ketika harga batubara naik.
"BBM kan memang naik, tapi kan rationya cuman lima persen dari seluruh pembangkit. Ya, kita masih bisa nafas lah. Gas juga kan sudah stabil harganya," ujar Sofyan.