Kamis 01 Mar 2018 00:03 WIB

Ini Alasan Industri Migas Minim Kecelakaan

Industri minyak dan gas menerapkan quality and safety managememt system.

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Gita Amanda
Ladang pengeboran migas (ilustrasi)
Foto: AP PHOTO
Ladang pengeboran migas (ilustrasi)

EKBIS.CO, DEPOK-- Industri minyak dan gas (migas) 23 tahun lalu menjadi sektor dengan jumlah kecelakaan tinggi. Namun kini angka keselamatan pada sektor ini meningkat signifikan.

Vice President Director PT Tripatra Engineers and Constructors Widjaja S Sumarjadi mengatakan, tingginya kecelakaan membuat pihaknya melakukan perbaikan seiring tuntutan klien dengan pola pikir nyawa manusia tidak tergantikan. "Nah, atas dasar itu kemudian bisa dilakukan suatu budaya safety kepada pihak-pihak terkait," katanya saat ditemui di Gedung Dekanat Fakultas Teknik UI, Rabu (28/2).

Kesadaran tersebut menurutnya harus turun dari pucuk pimpinan, dari pemilik proyek maupun kontraktor. Dengan begitu, baru bisa dijalankan secara disiplin oleh pihak di bawahnya. "Kalau tidak, susah dijalankan," tambah dia.

Tidak dipungkiri, dalam proyek infrastruktur maupun minyak dan gas, secara manusiawi manusia menginginkan jalan pintas. Tapi, jalan pintas tersebut sama artinya mengambil risiko terjadinya kecelakaan.

Untuk mengatasinya, dilakukan quality and safety managememt system. Aturan tersebut membentuk model yang diturunkan menjadi struktur dan diimplementasikan secara bulanan, mingguan dan harian.

Misalnya, ia melanjutkan, pada pagi hari melakukan tool box, yakni berbicara mengenai keselamatan apa yang harus dikerjakan hari itu. Itu artinya, harus mau menyediakan waktu untuk membicarakan hal yang krusial.

Tidak hanya itu, pihaknya juga memiliki pekerjaan analisis keamanan. Misalnya ketika pada tahap memasang tiang pancang. Analis ini akan memperkirakan apa yang kritikal dalam proses tersebut, yaitu pengangkatan dan perpindaahan.

Selanjutnya, pada saat mengangkat itu, perlu diketahui apa yang harus dilakukan agar tidak menjadi berbahaya. Kemudian memeriksa kapasitas crane, memeriksa kondisi sling dan lainnya.

"Di oil and gas sudah ketat sekali, sudah bagus," ujar Widjaja.

Diakuinya, kebiasaan tersebut dilakukan sulit pada awalnya atau terasa merepotkan. Namun seiring berjalannya waktu justru menjadi kebiasaan yang secara tidak sadar dilakukan tanpa ada beban.

Angka kecelakaan pun turun signifikan dalam kurun waktu 23 tahun. Butuh waktu lama mengingat bahaya pada industri oil and gas lebih besar karena berhadapan dengan gas beracun, tekanan tinggi dan sebagainya.

Menurutnya, untuk perbaikan pada industri konstruksi bisa lebih cepat dilakukan karena risiko yang sedikit lebih ringan. "Kita bisa potong jauh lebih pendek tapi dengan satu catatan, komitmen harus sangat kuat dan leadership yang mendorong harus sangat kuat. Pemerintah harus back up itu, kalau dia sendirian akan sangat sulit," jelas dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement