Selasa 06 Mar 2018 09:15 WIB

Kementan: Pemerintah Beri Ruang Ekonomi yang Luas untuk UKM

Indonesia menjadikan UKM di bidang pertanian sebagai salah satu pondasi ekonomi

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Esthi Maharani
Tawi pelaku usaha UMKM yang berhasil mengenalkan tempe hingga mancanegara.
Foto: Sinarmas
Tawi pelaku usaha UMKM yang berhasil mengenalkan tempe hingga mancanegara.

EKBIS.CO, BALI -- Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian, Hary Triyono menegaskan pemerintah memberi ruang yang luas untuk Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam mengembangkan bisnisnya. Indonesia telah menjadikan UKM di bidang pertanian sebagai salah satu pondasi ekonomi negara.

"Kita memberikan ruang sangat luas untuk ekonomi kerakyatan, UKM ini menjadi pondasi agar kuat menghadapi guncangan globalisasi," kata Hary dalam acara pelatihan agribisnis UKM di Bali, Senin (5/3) malam.

Menurutnya, penduduk Indonesia patut bangga karena ketahanan pangan negara juga merupakan kontribusi usaha kecil menengah. Tidak seperti di luar negeri yang ketahanan pangannya dikuasai oleh industri. Meski demikian ada banyak tantangan yang masih dihadapi Indonesia.

Saat ini sektor UKM menghadapi tantangan serius untuk dapat berkembang berkelanjutan. Diperkirakan hanya sebagian kecil UKM di Indonesia yang dapat terus bertahan dalam era globalisasi yang penuh tekanan baik di dalam negeri maupun internasional.

"Oleh karena itu pengembangan sumber daya manusia, teknologi dan integrasi ekonomi regional sangat diperlukan untuk pertumbuhan UKM," katanya. Sektor UKM memiliki peran yang sangat penting dan merupakan penyumbang utama PDB.

Menurut data pemerintah, ada 57 juta UKM yang saat ini memenuhi pasar. Mereka telah menyumbangkan 61,41 persen PDB serta menyerap 97 persen tenaga kerja nasional.

Sektor UKM juga memainkan peranan penting dalam ketahan ekonomi, mengurangi kemiskinan, memicu pertumbuhan ekonomi, serta memastikan pembangunan yang adil dan berkelanjutan. Berbagai masalah utama masih dihadapi yaitu antara lain akses permodalan, akses pasar, teknologi dan inovasi, pengembangan SDM, serta kerangka kebijakan dan peraturan yang adakalanya kontraproduktif dengan realita dilapangan yang UKM hadapi.

Oleh karena itu, tambah Hary, pelatihan oleh Asian Productivity Organization (APO) menjadi salah satu upaya penting. Dalam pelatihan ini, peserta dapat secara aktif terlibat untuk meningkatkan wawasan dan memperbaharui semangat kewirausahaan pelaku usaha.

Hary menyampaikan pelatihan APO sudah digelar beberapa kali. Diperkirakan sekitar 400 UKM telah mengikuti kursus ini. Ia berharap jumlahnya akan terus bertambah untuk memfasilitasi pelaku usaha yang ingin terus berkembang.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement