EKBIS.CO, SURABAYA -- PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk mulai menyalurkan gas bumi ke PT Berkah Kawasan Manyar Sejahtera (BKMS), pengelola kawasan Java Integrated industrial and Port Estate atau JIIPE di Manyar Gresik. Initial gas in atau penyaluran gas bumi perdana dilakukan pada Selasa (6/3).
Suplai gas yang dibutuhkan BKMS tahap awal akan digunakan untuk mengoperasikan power plant dan menyuplai tenan industri kimia yang sudah beroperasi, yaitu PT Clariant Indonesia. Konsumsi selanjutnya dipastikan akan terus meningkat seiring kian banyaknya industri yang masuk dan beroperasi di kawasan Industri terintegrasi yang dibangun oleh anak perusahaan PT Pelindo III, PT Berlian Jasa Terminal Indonesia (BJTI) bersama PT AKR Corporindo Tbk. tersebut.
"Karena kawasan industri pasti akan berkembang, tahap awal untuk menyuplai power plant dan satu industri yaitu PT Clariant dulu. Tetapi selanjutnya pasti akan meningkat karena setiap ada penambahan industri baru maka pemakaian gas akan bertambah, sebab setiap industri butuh listrik," ujar Sales Area Head PGN Area Surabaya Misbachul Munir di Surabaya, Rabu (7/3)
Munir berpendapat, ketersediaan gas bumi untuk industri memang harus dijaga. Apalagi, saat ini ekonomi Indonesia mulai bergeliat setelah dihempas krisis ekonomi global dalam beberapa tahun terakhir. "Untuk itulah, PGN secara maksimal akan terus bekerja, memperluas jangkauan infrastruktur gas dan penyaluran gas bumi agar pertumbuhan ekonomi semakin meningkat," kata Munir.
Saat ini, Munir mengatakan, total pelanggan gas bumi PGN untuk industri di area Surabaya-Gresik mencapai 169 pelanggan, dan pelanggan komersial mencapai 183 pelanggan. Sementara untuk pelanggan Rumah Tangga (RT) mencapai sekitar 41.815 pelanggan. Sedangkan secara nasional, pelanggan industri gas bumi PGN hampir mencapai 1.800 industri.
Dalam kesempatan yang sama, Department Head, Manager Power Plant and Utility PT BKMS, Mahendra Singh mengatakan, suplai gas bumi untuk BKMS sangat penting. Selain untuk mengoperasikan /power plant dengan kapasitas terpasang 3 x 7,6 MW, juga untuk menyuplai tenan industri yang dalam proses produksinya membutuhkan gas bumi.
Saat ini, ada dua industri yang sudah beroperasi di BKMS, yaitu pabrik kimia PT Clariant Indonesia, dan pabrik garam PT Unicahem Candi Indonesia. Tetapi yang membutuhkan gas untuk proses produksi hanya PT Clariant. Pada November 2018, diperkirakan akan ada lagi industri yang akan menggunakan gas, yaitu PT Nippon Indosari Corporindo Tbk. atau Sari Roti.
Ada sekitar empat perusahaan lagi yang bakal beroperasi di tahun ini. Pertama perusahaan pupuk PT Hextar Fertilizer Indonesia mulai beroperasi pada Mei, perusahaan beton dan kontruksi PT Adhimix Precast Indonesia beroperasi sekitar Juli hingga September. "Lalu November ada juga dua industri lagi yaitu PT Nippon Indosari Corporindo Tbk atau Sari Roti dan PT CML," kata Mahendra.
Lebih lanjut ia mengatakan, kawasan industri yang bakal diresmikan Presiden Joko Widodo pada Jumat (9/3) ini adalah megaproyek dengan nilai investasi sekitar Rp 50 triliun. Proyek ini digadang-gadang pemerintah menjadi percontohan di seluruh Indonesia.
Sebab, kawasan industri generasi ketiga yang memiliki luas sekitar 3 ribu hektar ini dikonsep menjadi kawasan industri mandiri. Kawasan ini mampu mengintegrasikan antara kawasan permukiman, kawasan industri, dan pelabuhan. "Harapan kami, pembangunan JIIPE ini akan memicu pertumbuhan ekonomi lokal mengingat proyek ini bisa menyerap sekitar 100 ribu tenaga kerja jika telah beroperasi penuh," kata Mahendra.