EKBIS.CO, MEDAN -- Pemerintah Provinsi Sumatra Utara menjamin stok atau ketersediaan daging sapi di daerah itu cukup aman untuk Ramadhan hingga Lebaran tahun 2018. "Laporan importir, stok ternak sapi hidup ada sekitar 16 ribuan ternak sapi sampai dengan bulan Juni 2018 atau Lebaran," ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut Dahler di Medan, Jumat (9/3).
Sebanyak 16 ribuan sapi hidup itu menurut laporan importir dalam Rapat Koordinasi Dewan Ketahanan Pangan setara dengan 3.000 ton. Meski dinyatakan cukup, tetapi Pemprov Sumut terus mewaspadai apalagi laporan dari perusahaan pemasok ternyata permintaan daging dari Aceh, Sumatra Barat dan Riau terus meningkat ke Sumut.
Marketing PT Juang Jaya, importir sapi hidup di Sumut, David mengatakan, stok sapi hidup 16 ribuan ekor itu merupakan stok dari berbagai perusahaan pemasok. PT Juang Jaya ada sebanyak 3.500 ekor, PT Lembu Andalas Langkat 5.000 ekor, PT Eldin 5.000 ekor, PT MAMA sebanyak 1.000 ekor dan PT Indo Farm sebanyak 1.500 ekor. "Stok tidak ada masalah.Tetapi soal harga, kami tidak bisa menjamin harga naik atau tidak saat mendekati Puasa Ramadhan dan Lebaran," katanya.
Dia mengakui, biasanya harga naik kalau permintaan melonjak. Sehingga pada umumnya harga daging akan naik tiga hari sebelum hari H Ramadhan maupun Idul Fitri.
Harga jual importir sendiri seperti PT Juang Jaya, menurut David tidak dinaikkan atau berkisar Rp 44 ribu per kilogram timbang hidup. Kepala Bulog Sumut, Benhur Ngkaimi menegaskan, Bulog masih akan tetap memasok daging beku kerbau impor untuk Sumut.
Untuk kebutuhan Ramadhan dan Lebaran, dia mengatakan Bulog Sumut berencana memasok tahap awal sebanyak 200 ton. "Pasokan daging beku kerbau itu untuk membantu menjaga kestabilan harga daging sapi segar di pasar katanya.
Dengan ada daging berkualitas, dijamin kehalalannya dan berharga murah, konsumen memiliki pilihan. Harga daging kerbau beku itu di jual dengan harga eceran tertinggi Rp 80 ribu per kg atau lebih murah dari harga daging sapi segar yang rata-rata Rp 110 ribu per kg.